Sabtu, 27 Oktober 2012

Asmo


Rahayu,..

Putro Romo ( Asmo Sejati )

Putro , diartikan anak , Romo diartikan Bapak atau orang tua anak .
Romo dikalangan Penganut Kepercayaan Kapribaden  mempunyai arti dan pandangan yang berbeda-beda.
Romo bisa dimaksudkan Bapak Semono, Romo Herucokro , Roso manunggal , Sesembahan dan lain nya .
Putro Romo , sebenarnya adalah Putra Sabdo dari Bapak Semono atau  Romo Herucokro.  Putro Sabdo  adalah anak yang dilahirkan dari Suara Tuhan yang dilewatkan  Romo Herucokro .  Anak yang dilahirkan dengan Sabda , tidak berujud manusia  , hanya Nama saja  , disebut dengan Asmo Sejati.
Putro Romo ( Asmo Sejati )  baru berujud kalau diberikan kepada seseorang manusia .
Manusia yang telah diberikan Asmo Sejati disebut Putro Romo Herucokro Semono.

Mengapa manusia yang  dilahirkan mempunyai Nama , sudah punya Bapak dan Ibu masih ingin Asmo Sejati  ?
Seseorang  menginginkan Asmo Sejati , dikarenakan orang tersebut ingin laku  Kunci , Asmo , Mijil , Paweling dan Singkir ( Panda Gaib ). Seperti yang telah diterima Oleh Romo Herucokro Semono.
Sehingga seorang yang laku Panca Gaib , Wulang wuruk Romo Herucokro , Punya Asmo Sejati  adalah Putro Romo .

Di Era keterbukaan sekarang dengan didukung tehnologi komunikasi , Wulang wuruk Romo Herucokro , seperti Kunci , Paweling dan Singkir dapat diakses oleh semua manusia di dunia dan dapat dipelajari .
Seorang yang  menjalankan  wulang wuruk Romo , yaitu Kunci Paweling dan Singkir , sudah berjiarah di Makam Purworejo , sebenarnya belum bisa desebut Putro Romo Herucokro .
Mengapa demikian ?

Karena belum diberikan Asmo Sejati .
Sedang Asmo Sejati , itu sebenarnya adalah sarana untuk dapat menggunakan  Kunci , Asmo , Mijil , Paweling dan Singkir, serta  wulang wuruk Romo Herucokro ,.

Namun demikian tidak disalahkan bagi seseorang yang belum punya Asmo sejati ,  berkata  ,  sudah Putro Romo , sudah dapat menggunakan Kunci dan laku Panca Gaib .
Yang sudah hafal Kunci , Paweling , Singkir , tidak akan bisa  mijil , karena belum punya Asmo Sejati .
Mijil disini mempunyai makna tersendiri , tidak bisa diartikan dengan kata-kata yang pas sebelum orang tersebut laku.
Asmo Sejati dikalangan Putro-putro Romo adalah Winadi , Penting , Utama dan Gaib .
Karena Asmo sejati adalah bagian  dari Panca Gaib .

Sehingga Asmo sejati tidak pada tempatnya  dibuat alamat , facebook , Email , dll nya , sedang di forum Kapribaden sebenarnya , tidak pada tempatnya juga menggunakan nama samaran , kalau terpaksa tidak mau pakai nama asli ,  sebaiknya nama aslinya harus dituangkan di Diding Face-book nya . ( Sumber : Forum Kekadhangan , Kapribaden  )
Rahayu,..



Sabtu, 13 Oktober 2012

Mengendalikan Tri Tunggal


Rahayu ,

Mengendalikan   Tri Tunggal :

Pangandikan  Romo :

Tri Tunggal iku anane ora ning njobo tapi ning njero, ora adoh saka matane ning ing candra suryane, dene tak umpamake bathara brama tan pinuju pikiran sing waras tan pinangen-angen gede pamrih pangarep-arep anggone lelakon,  mulo lungguhing mata kabeh saben ndelok gebyaring mesti ngujakake pepengen, kuwi ora carane putro …….    (  Catatan  Renungan kd. Arum Ono )

Dalam bahasa Indonesia  :
Tri  Tunggal itu adanya di dalam , tidak diluar ,  tidak jauh dari Indera mata , bisa diumpamakan dalam pewayangan Bathara Brama . Kalau lagi merasakan ketentraman     ( pikiran waras ) tidak mempunyai keinginan yang muluk-muluk , karena  Indera mata selalu  mengakibatkan keinginan.
Menuruti semu apa yang diihat Indera mata dapat dikatakan  bukan   Lakunya Putro Romo .

Disini pemahamannya lebih ditekankan pada mengurangi keinginan , yang diakibatkan  dari penglihatan atau mengurangi  nafsu yang diakibatkan penglihatan.
Seseorang laku  bisa  menjadikan  tentram  jika   tidak memikirkan apa-apa , tidak mempunyai keinginan yang muluk-muluk dari lakunya , dapat diartikan “ Nrima           ( menerima apa adanya ).
Dapat disimpulkan Putro Romo tidak harus terpenuhi semua keinginannya, tetapi  harus menerima kenyataan apa adanya.
 
Pangandikan  Romo :

 …….. Kae anane syah hyang syiwa sumeleh ono ning kuping , amerga kuping kuwi tan ora bisa tinutup kaya mata mau , kabeh suara sing mlebu mau amerga gede angen-angene rumangsana wis becik akhire yen miturut pikire ora nalar malah marahi amarah, minangka amarah iku iso dadi apik yen pas papane ora di pas-pasne ing papan, rumangsane naga sasangka kae ora iso mati, nyatane nekad gelem mertapa ning kawah candradimuka kobong sak awake nuruti bujukane si lelana, selain pinter nalare uga kudu pinter numpaki amarah kanthi telaten lan titi, ngono iku baru separo putro urung utuh amerga iki sing marai para putro ajar titis den katon waskita, ….…….                
 (  Catatan  Renungan kd. Arum Ono )


Dalam bahasa Indonesia :
…….Sang Hyang Syiwa , itu  keberadaannya di Indera pendengar . Indera pendengar tidak bisa menutup  sendiri seperti Indera mata . Semua suara bisa masuk , sebab berisikan suara yang indah , keinginan yang muluk-muluk dan  semuanya baik  , pada akhirnya kalau keinginan  tidak mungkin bisa diwujudkan , akan membuat emosional ( marah ) . Rasa emosional untuk  mewujudkan keinginan itu baik asalkan ada kekesuaian .
Dikira Nogosasongko tidak bisa mati, dalam kenyataannya kalau mau  masuk di Kawah Cadradimuko , bisa lebur karena bujukan Si Lelono . Selain pinter bisa mengedalikan emosional  dengan , Sabar dan Teliti dan Hati-hati , itu dapat dikatakan  , setengah Putro  belum seutuhnya karena laku Titis putro masih mengharapkan  terwujud kawaskitan  / ingin pintar .

Pemahaman :
Baru dapat dikatakan Setengah Putro ,  kalau laku Putro dapat membatasi semua keinginan , menempatkan keinginan sesuai dengan keadaan , bisa mengendalikan emosional atau amarah , dengan berbagai upaya , Wasis atau pandai , laku Sabar , Hati-hati dan Teliti.
 

Pangandikan  Romo :

…..  lambe lenggahing wisnu, wisnu ya wijaya, wisnu ya kresna sing pinter gunake irunge lan lambene, yen ngasi iso lerem tan kaya sautane godhong wit sekar terate wektu angin agenge sak sepiro, ora perlu ketutan oyote sanadyan cendhak tapi akeh lan nanjem opo perlu nduwurne uwit ??, ora nyatane yo Urip !!!, opo yen putrane ROMO ora katon putro ROMO terus bakal mati ??,ora jawabku, matane kudu melek !!, kupinge kudu dijejerke, tambah irunge jejeg !!, ora usah ndangak-ndangak ora pantese manungsa urip !!!, lambene wis wayahe dilungguhne sak pepaese, ora perlu ngakehne kulo mbanjur ngalekake Ingsun, wis wayahe sinau, sinau jatine dewe, jatine dewe kudu digelarke miturut lembare dewe-dewe, kae sing kosong perlu diisi, sing sisih kana kae amerga bab iku rada linuwih ya kana diratakne, degane wayahe dipecah nadyan katon ijo ning ora ngapoki, ora nguciwakne yen dirahapi". (  Catatan  Renungan kd. Arum Ono )

Dalam bahasa Indonesia :

……Wisnu atau Wisnu wijaya atau Kresno , adalah sosok pewayangan yang pandai dalam hal bicara dengan menggunakan Indra mulut dan Indra hidung , bisa jadi tenang , tentram seperti perkataan nya Bunga Teratai , biarpun angin besar tidak akan tersapu , biar  akarku  pendek tetapi banyak dan kokoh .
Apa berkeinginan menjadi  pohon yang tinggi ?  , kenyataan nya tidak .  Apa Putro Romo tidak  kelihatan , disanjung-sanjung atau tidak diakui  Putro  Romo lalu akan mati ?... tidak jawabku .
Indra mata harus bisa melihat , Indera pendengar  harus siaga  , Indera pencium harus berada semestinya tidak harus menghadap keatas itu tidak pantas untuk  manusia hidup .
Mulut sudah waktunya untuk diam tidak bicara, tidak perlu banyak bicara. Banyak bicara malah mengakitbatkan lupa dengan Tuhan ( Ingsun  ) .
Sudah waktunya belajar , belajar dengan diri pribadi, pengetahuan pribadi dijabarkan sendiri-sendiri. Lebaran yang kosong perlu diisi, karena ada sesuatu hal yang kelebihan , perlu untuk  dilakuan pemeratakan .
Kelapa muda nya sudah waktunya di pecah, biar kelihatan hijau tapi menyenangkan untuk dibuat hidangan .

Dapat diambil maknanya  :
Mulut pandainya cuma bicara , jangan terus menerus bicara, akan mengakibatkan lupa pada Urip ya  , Gusti Ingkang Moho Suci . Putro Romo  tidak harus menjadi orang yang tinggi , Pemimpin , Pejabat , biarpun jadi orang pendek atau biasa , tetapi kokoh, tidak mudah tersapu angin . Harus bisa meletakan sesuatu , permasalahan  , pendapat, dan lain-lain nya sesuai dengan kebenaran yang sejati , dapat menempatkan  persoalan pada tempat yang  semestinya .

( Sumber  : Forum Bersama  Kapribaden )

Rahayu,.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Sabdo , Dawuh , Pangandikan




Rahayu,..

Sabdo , Dawuh , Pangandikan :


Sabdo :  
 Adalah ucapan dari seseorang   yang merupakan sebuah Konsep yang baku , karena konsep tersebut sebenarnya adalah Ucapan / atau Petunjuk Dari Gusti Ingkang Moho Suci / Tuhan , yang diwujudkan dengan kata-kata atau pada komunikasi yang dipakai antara manusia yang hidup di dunia .

Dawuh : 
Adalah ucapan dari seseorang manusia  yang merupakan sebuah Konsep yang sama seperi Sabdo , tetapi berlakunya konsep  hanya untuk seseorang manusia yang bisa menerima , atau  bisa melaksanakan  akan konsep tersebut . ( dapat diartikan sebagai perintah )

Pangandikan :  
Adalah ucapan seseorang manusia yang dianggap lebih Tua atau dewasa , dengan penekanan memberikan penghormatan , atau menghargai pribadi dari  sebuah  komonukasi timbal-balik anatara sesama manusia .


Bagaimana Sabdo tersebut dihubungan dengan kata-kata : Sabdo Romo ?
Sabdo Romo  : Maknanya sama seperti diatas , ucapan seseorang  yaitu  Romo , yang ditujukan kepada Putra-putranya yang laku Panca-Gaib , Sabdo tidak harus berlaku kepada semua umat manusia yang hidup di dunia .

Bagaimana Dawuh tersebut dibubungkan kata-kata  : Dawuh Romo ?
Dawuh Romo maknanya sama seperti Sabdo Romo ,  dengan penekanan untuk seseorang , berlakunya dawuh sebenarnya adalah hanya  untuk penerima perintah .
Kalau dawuh itu diberikan dalam suatu pertemuan maka , dapat diartikan yang mendengar semua mendapatkan perintah , sebaliknya yang tertidur , diluar pertemuan tidak mendapatkan perintah .
Dawuh bisa di sebar-luaskan kepada Putro-Romo , tetapi tidak ada keharusan untuk melaksanakan dawuh  tersebut  , tergantung pribadinya masing-masing Putro Romo.
Tentunya ada kosekuensi bagi Putro Romo , kalau dawuh ,  tugas , perintah tersebut tidak bisa  dilaksanakan oleh pribadi Putro Romo.

Dawuh yang diterima : Bisa jadi berasal dari Romo , atau  melalui  Putro Romo yang disebar-luaskan  , tetapi bisa berasal dari laku  pribadinya .
Sedangkan Dawuh yang diterima dari Laku pribadinya ,  sebaiknya dilakukan sharing untuk pemahaman nya , agar Dawuh yang diterima  mempunyai kebenaran dalam mengartikan nya .
Karena Dawuh , bisa dari Pakarti , bisa dari Rasanya , atau Urip nya , atau  Guru jatinya, atau Gusti Ingkan Moho Suci  . Kesemuanya diperlukan  gosok-ginosok dalam laku pribadi Putro Romo agar tidak salah  pemahaman , mengartikan atau melaksanakan dawuh yang diterima.

Sedang Pangandikan Romo : adalah ucapan Romo yang harus di hormati, dirasakan maknanya  karena merupakan komunikasi timbal-balik antara Romo dan Putro-putronya , Pangandikan tersebut bisa berupa  Komunikasi Tanya-jawab.
Sedang dalam proses Komunikasi Tanya-jawab dengan Romo ,  dimungkinkan bisa terjadi , Sabdo , bisa juga menjadi Dawuh .

Rahayu,…

Ngapu Rasa

 Bagi putro romo itu tidak ada pengampunan . Hukum nya :  Sebab dan Akibat. Tidak ada sepura dari Gusti IMS. Kalau berbuat benar dan baik ak...