Sabtu, 27 April 2013

Keinginginan dalam mijil


Konsep Keinginan / Kagungan Karsa

Dalam Mijil Putro Romo mengucapkan :
Asma sejati  ……. Jenengsira Mijila , Panjenengan  Ingsun Kagungan karsa arsa ………

Asma sejati sudah jelas Asmo Sabdo .
Jeneng sira ( Kamu nama sebenarnya )
Mijila ( keluar atau miji , menyatu  )
Panjenengan Ingsun dapat diartikan (  Papan Jemeneng Ingsun )  Tempat berdiri AKU Ingsun diartikan  Urip disebut Moho Suci.
Kagungan karsa ( berkehendak ) …….

Jadi dalam mijil itu sebenarnya yang berkehendak adalah Asma sejati dengan Urip   atau Asma sejati dengan Moho Suci  atau menyatukan Asmo Sejati dengan Moho Suci
untuk berkehendak ….

Dengan demikian setiap kita mijil seharusnya tahu juga keinginan Moho Suci , karsanya  Urip . Pahahal Urip itu tidak butuh apa-apa .
Tapi manusia hidup ( wong urip ) perlu Energi dan memenuhi  keinginan / Rasa , agar tetap hidup.
Misalnya : kehidupan yang  hidup tentram ( yang diartikan sudah tidak memikir apa-apa semuanya sudah tersedia  )

Karsanya Urip disebut Moho Suci itu yang mana ?
Karsanya Moho Suci , selalu menyatu dengan Rasa  
Contoh  mengikuti karsanya Urip : Kalau tidak lapar tidak makan, Kalau tidak haus tidak minum , Kalau lelah istirahat , Kalau ingin ke toilet  segera dilakukan . dll .                                                      
Karsa tersebut kalau dilaksanakan  disebut Laku Wicaksana ( mengikuti karsanya Urip )

Kalau karsanya Budi pakarti /Panca indera ( Kagungan karsa  ) bagaimana ?
Kalau karsanya Budi pakarti / Panca indera  , harus dilakukan olah dan gerak sesuai apa yang diperintahkan oleh Panca indra untuk mewujudkan keinginan tersebut .
Sedangkan laku Panca Gaib merupakan dukungan spriritual agar terwujudkan keinginan.
Sehingga keinginan atau kagungan karsa dalam mijil , dimaksud adalah menyatukan karsa olah gerak dengan dukungan Urip agar dapat mewujudkan karsanya Budi pakarti / Panca indera .

Ada konsep Gelar Jagad Anyar , mengartikan bahwa hidup / urip kita tidak lagi diperbudak budi pakarti lan panca-indera , tetapi hidup  lebih mengikuti karsanya Hidup    ( Nyu-sang bawana balik )

“ Untuk direnungkan " !   Rahayu,…




Laku Olah Rasa dan Olah Panca-indera

Bagian 3

Dawuh Romo Herucokro yang diterima dari Tuhan Yang Maha Esa / Gusti Ingkang Moho Suci , setelah menerima Wahyu  adalah dengan “ Gelar Jagad Anyar “
Apa yang dimaksudkan “ Gelar Jagad Anyar “
Yang dimaksudkan “ Gelar Jagad Anyar “ Adalah menggelarkan , atau mengembangkan apa yang telah diterima ,  yaitu Panca Gaib , kepada manusia sejagad yang ingin laku Panca Gaib . Jadi tugas utamanya adalah memberikan Kunci, Asmo , Mijil + Paweling , Singkir , kepada semua orang yang ingin laku Kawruh Urip .
Sehingga Romo Herucokro diberikan kewenangan oleh Tuhan YME / Gusti Ingkang Moho Suci , untuk memijilkan orang yang ingin laku Kawruh Kasunyatan  , ( Kunci , Asmo , Mijil + Paweling Singkir )  , yang disingkat Panca Gaib .

Apa yang dimaksud memijilkan disini ?
Yang dimaksudkan memijilkan disini adalah : Memberi Sabdo  Asmo Satriyo/Wanito Sejati , yang dapat dipakai dan  dapat digunakan untuk menjalankan  Panca Gaib .
Seseorang yang dimijil kan dan sudah diberi Asmo Oleh Romo Herucokro disebut           “ Putro Romo “

Apakah seseorang yang belum dimijil kan tidak bisa menggunakan Panca Gaib ?
Seorang yang belum dimijilkan , belum mendapatkan Asmo Sabdo  tidak bisa menggunakan sarana Panca Gaib .

Mengapa tidak bisa ?
Karena Panca Gaib merupakan Satuan system . dimasudkan seseorang setelah  membaca Kunci , harus minjil untuk melaksanakan kehendak , prasarana adalah Asmo Satriyo/Wanito Sejati , diperoleh sebelumnya setelah hafal “ Kunci “ .
Jadi  Panca Gaib , adalah sebagai sarana kehendak manusia untuk mendapatkan apa yang di inginkan dengan cara menyatukan dengan Urip Nya , atau berhubungan dengan Tuhan YME.

Asmo Sejati


Rahayu,..

Putro Romo ( Asmo Sejati )

Putro , diartikan anak , Romo diartikan Bapak atau orang tua anak .
Romo dikalangan Penganut Kepercayaan Kapribaden  mempunyai arti dan pandangan yang berbeda-beda.
Romo bisa dimaksudkan Bapak Semono, Romo Herucokro , Roso manunggal , Sesembahan dan lain nya .
Putro Romo , sebenarnya adalah Putra Sabdo dari Bapak Semono atau  Romo Herucokro.  Putro Sabdo  adalah anak yang dilahirkan dari Suara Tuhan yang dilewatkan  Romo Herucokro .  Anak yang dilahirkan dengan Sabda , tidak berujud manusia  , hanya Nama saja  , disebut dengan Asmo Sejati.
Putro Romo ( Asmo Sejati )  baru berujud kalau diberikan kepada seseorang manusia .
Manusia yang telah diberikan Asmo Sejati disebut Putro Romo Herucokro Semono.

Mengapa manusia yang  dilahirkan mempunyai Nama , sudah punya Bapak dan Ibu masih ingin Asmo Sejati  ?
Seseorang  menginginkan Asmo Sejati , dikarenakan orang tersebut ingin laku  Kunci , Asmo , Mijil , Paweling dan Singkir ( Panda Gaib ). Seperti yang telah diterima Oleh Romo Herucokro Semono.
Sehingga seorang yang laku Panca Gaib , Wulang wuruk Romo Herucokro , Punya Asmo Sejati  adalah Putro Romo .

Di Era keterbukaan sekarang dengan didukung tehnologi komunikasi , Wulang wuruk Romo Herucokro , seperti Kunci , Paweling dan Singkir dapat diakses oleh semua manusia di dunia dan dapat dipelajari .
Seorang yang  menjalankan  wulang wuruk Romo , yaitu Kunci Paweling dan Singkir , sudah berjiarah di Makam Purworejo , sebenarnya belum bisa desebut Putro Romo Herucokro .
Mengapa demikian ?

Karena belum diberikan Asmo Sejati .
Sedang Asmo Sejati , itu sebenarnya adalah sarana untuk dapat menggunakan  Kunci , Asmo , Mijil , Paweling dan Singkir, serta  wulang wuruk Romo Herucokro ,.

Namun demikian tidak disalahkan bagi seseorang yang belum punya Asmo sejati ,  berkata  ,  sudah Putro Romo , sudah dapat menggunakan Kunci dan laku Panca Gaib .
Yang sudah hafal Kunci , Paweling , Singkir , tidak akan bisa  mijil , karena belum punya Asmo Sejati .
Mijil disini mempunyai makna tersendiri , tidak bisa diartikan dengan kata-kata yang pas sebelum orang tersebut laku.
Asmo Sejati dikalangan Putro-putro Romo adalah Winadi , Penting , Utama dan Gaib .
Karena Asmo sejati adalah bagian  dari Panca Gaib .

Sehingga Asmo sejati tidak pada tempatnya  dibuat alamat , facebook , Email , dll nya , sedang di forum Kapribaden sebenarnya , tidak pada tempatnya juga menggunakan nama samaran , kalau terpaksa tidak mau pakai nama asli ,  sebaiknya nama aslinya harus dituangkan di Diding Face-book nya . ( Sumber : Forum Kekadhangan , Kapribaden  )
Rahayu,..



Laku Putro


 

Laku Panca Gaib Putro Romo  ( Peghayat Kepercayaan ) sebaiknya   tidak dicapur dengan  Ibadah Agama .

Ada undang-undang telah  membatasinya  ,
Yaitu Penetapan Presiden  RI  No. 1 TAHUN 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama.


Pada penjelasan atas Penetapan  Presiden RI  No. 1 Tahun 1965  
Ketentuan Umum :

1. Telah ternyata, bahwa pada akhir-akhir ini hampir diseluruh Indonesia tidak sedikit   timbul aliran-aliran atau organisasi-organisasi kebatinan/kepercayaan masyarakat yang bertentangan dengan ajaran-ajaran dan hukum agama.
2. Diantara ajaran-ajaran/perbuatan-perbuatan pada pemeluk aliran-aliran tersebut sudah banyak yang telah menimbulkan hal-hal yang melanggar hukum, memecah persatuan Nasional dan menodai agama. Dari kenyataan teranglah, bahwa aliran-aliran atau organisasi-organisasi kebatinan/kepercayaan masyarakat yang menyalahgunakan dan/atau mempergunakan agama sebagai pokok pada akhir-akhir ini bertambah banyak dan telah berkembang kearah yang sangat membahayakan agama-agama yang ada”.

Komentar :
Penafsiran dikeluarkan PP RI No 1 pada tahun 1965
1.      Semua aliran atau organisasi kebatinan /kepercayaan bertentangan dengan ajaran dan hukum agama.
2.      Aliran aliran atau organisasi-organisasi kebatinan/kepercayaan yang berkembang di masyarakat  dianggap mengancam agama-agama.

Dari penafsiran ke dua nya sampai sekarang tidak terbukti , namun demikian hal itu bisa terjadi apabila Penghayat Kepercayaan lakunya dicampur dengan ibadah agama.
Jadi tidak disalahkan kalau pemeluk agama menyatakan orang tersebut menyalahgunakan ajaran  dan hukum agama, karena  penghayatan yang dilakukan tidak sesuai  dapat dianggap menyimpang atau sebagai penodaan agama .

Pada point 2 ada benar nya
Dengan berkembangnya Penghayat Kepercayaan dimungkinkan seorang akan kembali kepada Keyakinan /kepercayaan Nenek moyang nya, yang mengamalkan budi luhur , berbasiskan kearifan lokal  dan meninggalkan agama yang dipeluknya .

Mengancam berkurang nya pemeluk agama dan pengikutnya , bukan mengancam keutuhan Negara Republik Indonesia , karena  Bangsa Indonesia kembali kepada jatidiri bangsa dengan  keyakinan berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa .

Sedang yang dilarang adalah :
 ( KUHP ) Pasal 156 a
“Dipidana dengan penjara selama-lamanya lima tahun barangsiapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau perbuatan :
a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia
b. dengan maksud agar orang tidak menganut agama apapun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Rahayu,.

Renungan


Renungan Gumelaring Putro Romo,

Kekudangan Romo :……….Ingsun Sabda dadi Kitab Suci sejati “Adamakna” wastanipun.Iku wujudira yekti …..
Tegese : Sasolah laku mu yen disawang lan diwaca liyan tansah nyenengake ( Segala perbuatan mu kalau dilihat dan dibaca semua orang selalu menyenangkan )

Kehidupan bermasyarakat laku yang demikian sudah pas untuk menyandang Budi luhur.

Bagaimana wujud Tingkah laku / Budi pakarti kita , sehingga dapat dikatakan selalu menyenangkan ?
Apa berbuat yang Lucu sehingga orang sekitar dapat tertawa ?
Dapat memberikan pepadang yang lagi susah ?
Memberikan nasehat wawasan orang yang minta pertimbangan ?
Apa menyembukan orang sakit , sembuh dari raga atau pakarti ?
Apa selalu membantu setiap orang yang minta bantuan material atau spiritual ?

Ada konsep laku  mengartikan seperti kegunaan dan sifat arti    :  Matahari, Bulan , Bintang  , Bumi , Banyu , Angin ( laku kita seperti )

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh kadhang untuk menjawab pertanyaan tersebut diatas , sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap Putro Romo.

Dapatkah  Putro Romo melaksanakan laku tersebut diatas , kalau secara gelar dilihat orang kadhang tersebut  :
  1. Tingkat perekonomian nya belum mapan / pas-pas an  .
  2. Kekeluargaannya belum harmonis .
  3. Kemampuan laku spiritual belum sempurna , kawaskitan,  kepandaian , kawikcaksanan , kanuragan , dll. 
Misalnya :
Ada kadhang yang sudah dikeparengake , memberi Asmo , memijilkan, dan menuntun ,   dilihat secara gelar , kok masih seperti tersebut diatas ?
Kadhang yang sudah Punya Asmo , sudah dimjilkan , sudah dituntun laku yang benar  , …….. sama  tidak ada benda nya !

“ Untuk direnungkan  “  ( Inspirasi Forum bersama Gosok-ginosok )
Rahayu,…

Sabtu, 13 April 2013

Keinginan


Konsep Keinginan / Kagunggan Karsa

Dalam Mijil Putro Romo mengucapkan :
Asma sejati  ……. Jenengsira Mijila , Panjenengan  Ingsun Kagungan karsa raganiro arsa ………

Asma sejati sudah jelas Asmo Sabdo .
Jeneng sira ( Kamu nama sebenarnya )
Mijila ( keluar atau miji , menyatu  )
Panjenengan Ingsun dapat diartikan (  Papan Jemeneng Ingsun )  Tempat berdiri AKU Ingsun diartikan  Urip disebut Moho Suci.
Kagungan karsa ( berkehendak ) …….

Jadi dalam mijil itu sebenarnya yang berkehendak adalah Asma sejati dengan Urip   atau Asma sejati dengan Moho Suci  atau menyatukan Asmo Sejati dengan Moho Suci
untuk berkehendak ….

Dengan demikian setiap kita mijil seharusnya tahu juga keinginan Moho Suci , karsanya  Urip .                     Pahahal Urip itu tidak butuh apa-apa .
Tapi manusia hidup ( wong urip ) perlu Energi dan memenuhi  keinginan / Rasa , agar tetap hidup.
Misalnya : kehidupan yang  hidup tentram ( yang diartikan sudah tidak memikir apa-apa semuanya sudah tersedia  )

Karsanya Urip disebut Moho Suci itu yang mana ?
Karsanya Moho Suci , selalu menyatu dengan Rasa  
Contoh  mengikuti karsanya Urip : Kalau tidak lapar tidak makan, Kalau tidak haus tidak minum , Kalau lelah istirahat , Kalau ingin ke toilet  segera dilakukan . dll .                                                                                Karsa tersebut kalau dilaksanakan  disebut Laku Wicaksana ( mengikuti karsanya Urip )

Kalau karsanya Budi pakarti /Panca indera ( Kagungan karsa  ) bagaimana ?
Kalau karsanya Budi pakarti / Panca indera  , harus dilakukan olah dan gerak sesuai apa yang diperintahkan oleh Panca indra untuk mewujudkan keinginan tersebut .                                                                           Sedangkan laku Panca Gaib merupakan dukungan spriritual agar terwujudkan keinginan.

Sehingga keinginan atau kagungan karsa dalam mijil , dimaksud adalah menyatukan karsa olah gerak dengan dukungan Urip agar dapat mewujudkan karsanya Budi pakarti / Panca indera .

Ada konsep Gelar Jagad Anyar , mengartikan bahwa hidup / urip kita tidak lagi diperbudak budi pakarti lan panca-indera , tetapi hidup  lebih mengikuti karsanya Hidup    ( Nyu-sang bawana balik )
“ Untuk direnungkan !
Rahayu,…


Wahyu, Dawuh dan Sabdo




Rahayu,..

Wahyu, Dawuh dan Sabdo :

Wahyu , Dawuh dan Sabdo : Adalah petunjuk seorang yang laku spiritual  dari Tuhan Yang Maha Esa . Petunjuk yang diterima pada dasarnya adalah petunjuk pribadi , tetapi dapat dikembangkan, kepada Anak , Saudara , Teman dekat  , atau sesama manusia.
Disinilah  persamaan , Wahyu, Dawuh dan Sabdo  tetapi dari ketiga  petunjuk dari Tuhan YME , tersebut ada perbedaannya.

Wahyu, Dawuh dan Sabdo , pada umumnya hanya bisa diterima seseorang laku , dengan menggunakan  Kitab Suci Sejati “ Adamakno ‘
Apakah yang menggunakan lainnya tidak bisa ?
Bisa saja tetapi tidak biasa .
Kitab Suci Sejati “ Adamakno “  adalah Kitab Suci nya Putro Romo , yang laku Panca Gaib.  Sehingga Putro Romo dapat petunjuk langsung dari Urip nya , Guru jatinya, Moho Suci , Gusti Ingkang Moho Suci.
Mengapa seorang Putro Romo bisa dapat petunjuk langsung dari Tuhan YME ?
Karena Kitab nya Urip , bisa muna-muni ( berbicara sendiri ) lewat manusia .
Namun demikian tidak semua orang bisa menyimpulkan bahwa muna-muni manusia tersebut adalah petunjuk dari Tuhan YME.
Hanya Putro Romo , yang punya Asmo Sejati , sudah dimijilkan , bisa membedakan Petunjuk dari Tuhan YME dengan sarananya  Panca Gaib nya.
Disamping itu , ada juga Petunjuk langsung diperoleh dari laku spiritualnya , melalui Petunjuk Alam semesta , Panca Indera, Melalui Rasa Jati ( krenteg ) dari feeling, sugesti , inspirasi , mimpi , dllnya.

Masih banyak seorang yang belum mengerti tentang Asmo , walaupun sebenarnya sudah dipaparkan dengan jelas di Website Kapribaden.
Asmo itu identik dengan Nama ( aran ) manusia . Asmo atau Asmo Sejati , itu adalah Nama seseorang yang diberikan oleh : Romo Herucokro melalui Sabdo Asmo kepada seseorang yang kepingin laku Panda Gaib.
Sedang kegunaanya jelas adalah untuk laku Panca Gaib.
Bagaimana cara untuk memperoleh Asmo sejati ?
Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui , mudah  tetapi tidak semudah yang dikatakan seseorang .

Perbedaan nya Wahyu, Dawuh dan Sabdo ada dimana ?
Wahyu , adalah pentunjuk dengan Rangkaian Satuan System untuk laku spiritual.
Dawuh , adalah petunjuk lebih sederhana dari seorang laku spiritual.
Sabdo , adalah petunjuk baku , menjadi dasar dari  laku spiritual.

Rahayu,..Sumber  Inspirasi ; Forum Bersama Kapribaden.

Rabu, 10 April 2013

UU Admiduk no 23 tahun 2006


Rahayu,.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi  Kependudukan berkaitan  Penghayat Kepercayaan

Bagian 1.

Pasal 61 ayat (2)
Keterangan menegenai kolom agama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)  bagi penduduk yang agamanya belum diakui sebagai agama berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau bagi penghayat kepercayaan tidak diisi, tetapi tetap dilayani dan dicatat dalam data base kependudukan.

Pada kalimat atau <bagi penghayat kepercayaan> pemahaman nya penghayat kepercayaan disamakan dengan agama yang belum diakui berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Sehingga kolom agama tidak di isi .

Pemahaman diakui berdasarkan ketentuan Perundang-undangan  , sebenarnya adalah       sesuai  dan  tidak bertentangan “  dengan peraturan perudang-undangan  “ Pemerintah tidak mengakui “  , yang mengakui adalah pemeluknya .


Kepercayaan itu adalah Pernyataan spriritual  bersumber kearifan lokal  , menurut :  Ketentuan Umum pasal 1 PBM no 43/41 Tahun 2009 , nomor
( 2 ) Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketakwaan dan peribadatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta pengamalan budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan lokal bangsa Indonesia .
( 3 )  Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa , selanjutnya disebut Penghayat Kepercayaan adalah setiap orang yang mengakui dan meyakini nilai-nilai penghayatan kepecayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa .

Jadi jelas seorang penghayat kepercayaan  Kolom Agama dalam KTP  “ tidak diisi .”

Seharusnya  Kolom Agama dalam KTP lengkapnya tertulis : Agama / Kepercayaan
sesuai ketentuan pasal 58 ( 2 ) huruf  h ( data agegrat penduduk ) sedang di pasal 64 ( 1 )  hanya tertulis “ agama ”

Kalau Kolom Agama disesuaikan penulisannya dengan pasal 58 (2) h , maka Kolom Agama / Kepercayaan : dapat di isi dengan ‘ Penghayat Kapribaden “ atau Penghayat lainnya yang ada di Nusantara.

Pertanyaan nya mengapa kolom agama tidak ditulis lengkap seperti tahun sebelunnya ?
Rahayu..

 

Ngapu Rasa

 Bagi putro romo itu tidak ada pengampunan . Hukum nya :  Sebab dan Akibat. Tidak ada sepura dari Gusti IMS. Kalau berbuat benar dan baik ak...