Jumat, 30 Oktober 2015

Sirolah, Datolah Sifatolah


Mengartikan bahasa jawa .


Yang dimaksudkan Sér olah, Dat olah , dan Sifat olah .

Pernyataan  disampaikan bukan mengartikan bagian Kunci ( Panca Gaib ) tetapi lebih cenderung menjelaskan sederhana bahasa jawa nya.


Sér itu bahasa jawa nya péngén , sér makan artinya keinginan makan.

Olah artinya masak , olah-olah artinya  masak-memasak.                                                                 
Arti sebenarnya adalah dibuat sedemikian rupa supaya mempunyai kemanfaatan yang lebih.

Sér olah , adalah keinginan yang dipilih, dibuat sedemikian rupa supaya mempunyai kemanfaatan yang lebih baik.


Dat :  itu wujud benda hidup , bisa bergerak dan tak bergerak . Misalnya : hewan binatang , tumbuh-tumbuan , manusia . 
Kalau digabungkan dengan kata “ Olah , maka dimaksudkan adalah : Gerak benda tersebut digunakan sedemikian rupa mempunyai kemanfaat  yang lebih baik.

Kalau itu manusia maka , gerak , tingkah dan laku nya diupayakan mempunyai kemanfaatan bagi manusia itu sendiri , atau kemanfaatan makluk lainnya .


Sifat :  karakte yang dimiliki oleh benda , Misalnya Api mempunyai sifat atau karakter panas , dapat membakar benda-benda yang dilaluinya , angin , air , matahari dan lain sebagainya, mempunyai sifat yang berbeda .

Kalau dihubungan dengan manusia  Misalnya :  orang itu bersifat dermawan , orang itu bersifat kejam , rendah hati  dllnya, yang berhubungan dengan budi pakarti .


Sifat dihubungkan dengan olah , maka manusia tersebut memiliki budi-pakarti karakte/ sifat dan berupaya meningkatkan kemanfaatan, yang lebih baik, untuk dirinya atau berguna bagi makluk lainnya .  Sifat-sifat dimaksukan adalah sifat-sifat yang Maha, Sifat Tuhan YME, Gusti Ingkang Moho Suci 

Dapat diringkas :

Sér , Dat , Sifat , dihubungan dengan “ Olah dimaksudkan adalah : Keinginan , gerak/ tingkah laku  , budi pakarti yang melekat dimiliki , ditingkatkan kemanfaatannya untuk dirinya ( uripnya ) atau digunakan makluk lain .


Rahayu,.

Kamis, 29 Oktober 2015

Laku Putro




Laku  putrð dalam hukum .

Bagian : 1
Laku putro dibagi menjadi dua yakni : laku ke dalam ( gulung )  laku keluar ( gelar ) , Laku gelar  kasarjanan  , kasujanan tidak dibahas dalam hal ini  .
Pendapat kadhang , laku putro sekarang sudah tidak lagi menggunakan , pola pikir  akal , budi pakarti , panca-indera , tetapi sudah mengggunakan rasa . Kalau laku putro masih menggunakan  akal , budi-pakarti , dari  panca-indera dikatakan kembali semula . Tidak lagi Gelar  Jagad Anyar , karena urip sudah mijel dengan mijel nya Romo . Bahwasanya disampaikan tindakan diluar  rasa  dengan pola pikir  tersebut dikatakan nya sebagai “ Kawicaksanan Urip “

Pendapat tersebut tidak salah tetap kurang trep , atau pas . Kurang trep dan pas nya dimana ?
Menurut pendapat saya : laku gelar atau disebut kawicaksanan urip yang disampaikan sebaiknya harus di koreksi juga dengan peraturan / hukum yang berlaku , jangan sampai kawicaksanan urip bertentangan dengan aturan yang ada dalam masyarakat .
Jangan beranggapan kawicaksanan urip ,  tindakan dan pendapat yang disampaikan dan dilaksanakan itu sudah pasti benar , karena sudah wicaksono ( dikatakannya sudah gembleng).  

Apa arti : Wicaksðnð  ?

Wicaksðnð artinya mengetahui dan dapat melaksanakan karsanya Urip atau Gusti IMS Untuk mengetahui dan melaksanakan karsanya Urip / Gusti IMS tidak mudah .
Oleh sebab itu dalam melaksanakan kawicaksanan urip yang disampaikan putro harus ada kontrol , karena tidak selalu benar . Hal tersebut  timbul karena laku pribadi nya atau karena petunjuk  guru jatinya .  Sudah barang tentu tidak bisa berlaku untuk semua putro atau umum . Apalagi yang disampaikan bertentangan dengan aturan/ hukum yang berlaku di masyarakat .

Laku Putrð dalam hukum :

Bagian : 2
Dikatakan urip sudah mijel dengan mijelnya Romo , sebenarnya Mijel nya Romo Herucokro di Perak Barat 93 Surabaya , bukan Urip yang mijel , tetapi Bapak Semono , mendapatkan perintah dari Gusti IMS , untuk Gelar Jagad Anyar  dengan sarana : Kunci ( Panca Gaib ). Petunjuk NYA  diberi kuasa  : Sabda Asmo Satriyo/Wanito Sejati. 

Pengertian Urip yang Mijel disini adalah :  Asmo Satriyo/Wanito Sejati , yang keluar diminta oleh seseorang kemudian diberikan kepada manusia yang ingin laku seperti Laku Romo Herucokro . Orang yang mendapatkan Asmo Satriyo/Wanito Sejati tersebut  disebutnya sebagai Putro Romo . 
Terjadi nya atau lahirnya Putro Romo inilah yang disebut dengan Gelar Jagad Anyar . Pengertian mijel dapat berarti , menyatu , dapat pula berarti keluar .

Gelar Jagad Anyar :  Dimaksudkan adalah terbentuknya manusia baru , yang mengerti sesembahan yang sebenarnya yaitu : Urép disebutnya Moho Suci , dengan pertanda : Gerak , dan punya : Rasa .
Lakunya  : Nyunsang Buwônô balék ( yakni laku putro Romo , dalam hidupnya  tidak lagi selalu menuruti keinginan pakarti nya , tetapi lebih mengutamakan dan  melaksanakan perintah Urip / Gusti IMS , dengan laku : sabar, nrimô , tresnô dan welas aséh , éklas ) 

Memegang  Kitab Suci Sejati ‘ Adamaknð wastanipun “. Kitab Suci Sejati Adamaknð disebut putro dengan “Kekudhangan Romo “.

Laku Putrð dalam hukum :



Bagian : 3

Dikatakan nya oleh kadhang tersebut diatas , laku panca-gaib, adalah laku mengolah rasa , bukan mengolah pakarti . Kalau masih menggunakan dan mengolah pakarti , atau pikiran . Apa artinya Urip yang sudah Mijel atau Romo Mijel 

Mengolah rasa disini adalah mencari kebenaran atas petunjuk Tuhan YME , melalui kemampuan budi pakarti dan panca-indera . Bukan meninggalkan atau tidak menggunakan pakarti ( pola pikir ) sama sekali . Disampaikan Dawuh , petunjuk Gusti IMS , atau Rasa Jati  , itu muncul dengan tidak terpikirkan sebelumnya  ( krenteg , bukan karep ) Tetapi bisa juga muncul karena keinginan atau diminta . Namun disini harus hati-hati karena  pakarti pun bisa domplèng (membonceng ) sebagai petunjuk Gusti IMS.

Kesimpulan nya

Jangan hanya laku mengolah rasa (gembleng ) , dijadikan dasar  dalam hubungannya dengan masyarakat , tetapi harus disertai  budi luhur  atau  kontrol dengan : aturan , hukum , etika , adat budaya setempat . Harus ada control dari  dawuh nya urip atau pelaksana atau tumindak dari kawicaksanan urip  . Penerapan kawicaksanan urip dari olah rasa tersebut tidak selalu benar , karena kebenarannya masih pada tahap pendapat pribadi atau benar nya sendiri .

Rahayu,.

Fanatik



Fanateisme dalam memutuskan dawuh nya Urip , dapat roso, petunjuk , feeleng dan atau sebutan lainnya .

Fanateisme , fanatik bisa mendjadikan positif dan negatif , kebaikan dan keburukan  bila  salah menafsirkan nya atas asal atau media  dawuh yang diterima .
Sebagai contoh :
Pernyataan kadhang yang menyatakan tidak takut dan gentar akan perkataan , pernyataan , perintah dan saran petunjuk kadhang , selain dawuh , perintah , petunjuk nya Romo .
Manakala akan menjadikan fatal bagi putro , kalau pedoman  ke fanatikan  tersebut tidak di sharing , instrospeksi di teliti , di gelar dan di gulung. Dawuhnya Urip yang disebut Moho Suci itu melalui bermacam-macam  , dapat melalui Rasa , Panca-indera , feeleng  , mimpi , kadhang , sesama manusia  atau binatang , tumbuh-tumbuhan  , kejadian alam semesta , adamakno dan lain-lain nya. Dimungkinkan dawuh nya Urip lewat seorang kadhang . Jadi jangan meremehkan peringatan-peringatan , di éléngké , di éléké oleh kadhang , karena tidak salah kalau  dawuhnya Urip lewat kadhang .
 Selama putro tidak instrospeksi , teliti , digelar-digulung , hanya satu pendoman diantara media dawuh  maka Guru Jati akan memberikan petunjuk pedoman agar putro mengerti dan tidak fanatik .  Yang lebih fatal lagi kalau pentunjuk tersebut tidak segera direspon maka akan diberikan peristiwa atau kejadian yang tidak menentramkan . Lebih fatal lagi kalau belum juga tanggap dan mengerti .
Jangan sampai  Urip memberikan musibah  . Karena ketidak pekanya rasa . Guru jati akan berbuat sesuatu yang extrem agar putro tersebut mengerti akan petunjuk Nya . Jangan meremehkan petunjuk , saran , perkataan , peringatan , dari manapun asalnya . 
Rahayu ,.

Rabu, 28 Oktober 2015

FANATISME

Rahayu,.

Fanateisme dalam memutuskan dawuh nya Urip , dapat roso, petunjuk , feeleng dan atau sebutan lainnya .

Fanateisme , fanatik bisa mendjadikan positif dan negatif , kebaikan dan keburukan  bila  salah menafsirkan nya atas asal muasal atau media  dawuh yang diterima .


Sebagai contoh :
Pernyataan kadhang yang menyatakan tidak takut dan gentar akan perkataan , pernyataan , perintah dan saran petunjuk kadhang , selain dawuh , perintah , petunjuk nya Romo .
Manakala akan menjadikan fatal bagi putro , kalau pedoman  ke fanatikan  tersebut tidak di sharing , instrospeksi di teliti , di gelar dan di gulung. Dawuhnya Urip yang disebut Moho Suci itu melalui bermacam-macam  , dapat melalui Rasa , Panca-indera , feeleng  , mimpi , kadhang , sesama manusia  atau binatang , tumbuh-tumbuhan  , kejadian alam semesta , adamakno dan lain-lain nya. Dimungkinkan dawuh nya Urip lewat seorang kadhang . Jadi jangan meremehkan peringatan-peringatan , di éléngké , di éléké oleh kadhang , karena tidak salah kalau  dawuhnya Urip lewat kadhang .

Selama putro tidak instrospeksi , teliti , digelar-digulung , hanya satu pendoman diantara media dawuh  maka Guru Jati akan memberikan petunjuk pedoman agar putro mengerti dan tidak fanatik .  Yang lebih fatal lagi kalau pentunjuk tersebut tidak segera direspon maka akan diberikan peristiwa atau kejadian yang tidak menentramkan . Lebih fatal lagi kalau belum juga tanggap dan mengerti .
Jangan sampai  Urip memberikan musibah  . Karena ketidak pekanya rasa . Guru jati akan berbuat sesuatu yang extrem agar putro tersebut mengerti akan petunjuk Nya . Jangan meremehkan petunjuk , saran , perkataan , peringatan , dari manapun asalnya .,.
Rahayu,.

Ngapu Rasa

 Bagi putro romo itu tidak ada pengampunan . Hukum nya :  Sebab dan Akibat. Tidak ada sepura dari Gusti IMS. Kalau berbuat benar dan baik ak...