Putro Satriyo/ Wanito Sejati
Bagian : 1
Putro Sejati adalah : Putro Romo yang dilahirkan dengan Sabda Romo Herucokro .
Sabda Putro yang dilahirkan oleh Rômô Herucokro dinamakan : Asmð Satriyð / Wanitð
Sejati . Asmo Satriyo / Wanito Sejati lahir , dikarenakan ada seseorang yang
kepingin laku seperti Bapak M. Semono , yakni Laku Kunci , Asmô , Mijél ,
Paweléng dan Singkér ( Panca Gaib /
Wahyu Ekô buwônô )
Asmo Satriyo / Wanito Sejati (
diperoleh bukan Sabdo Romo Herucokro ) yang kemudian diberikan kepada seseorang
untuk laku Panca Gaib dikatakan “ bukan
Putro Sejati “.
Asmo Satriyo/ Wanito Sejati yang diminta
atau telah diberikan oleh Romo Kepada Putro agar supaya diberikan kepada sanak
saudaranya dan Asmo tersebut belum dimijilkan , setelah Era Pudhak Sinumpet
sudah tidak berlaku .
Sehingga kalau
diberikan kepada seseorang / atau dimijilkan sudah tidak bisa untuk laku Panca
Gaib ( artinya sudah tidak mahanani ). Asmo
Satriyo/ Wanito Sejati yang sudah tidak
mahanani yang diberikan kepada seorang inilah yang menjadikan : Putro Titipan , Putro akðn-2 , Putro
Gadungan , Satriyo buto , buto satriyo
dan lain sebagainya .
Putro Satriyo/ Wanito Sejati
Bagian : 2
Sehingga bagi seseorang yang ingin
laku setelah Era Pudhak Sinumpet , Asmo Satriyo/ Wanito Sejati harus dengan Sabdo Asmo Satriyo/ Wanito
Sejati yang terakhir .
Asmo Satriyo/ Wanito Sejati tesebut bisa diberikan atau dimijilkan oleh “
Putro Romo” yang mendapatkan tugas melanjutkan wulang-wuruk nya ( Gelar Jagad
Anyar ) Tidak harus Romo Herucokro sendiri yang harus memijilkan .
( Hal ini disampaikan dan dibuktikan oleh
pinisepuh dahulu yang minta langsung
Asmo kepada Romo Herucokro ketika masih sugeng , tidak diberikan Asmo lagi , selain Asmo
Sabdo yang terakhir ) .
Asmo Satriyo/ Wanito Sejati , yang
diperoleh dari hasil laku Putro Romo selain Sabdo Asmo Romo Herucokro dikatakan
: “ bukan “Putro ( Satriyo / Wanito )
Sejati . Karena Seorang Putro Romo tidak dimungkinkan dapat , melahirkan Putro Romo dengan sabda . Tetapi kemungkinan nya akan melahirkan
seorang Cucu Putro Romo .
Putro Satriyo/ Wanito Sejati
Bagian : 3
Bagaimana pertandanya kalau seorang
Laku Panca-Gaib tersebut adalah Putro ( Satriyo
/ Wanito ) Sejati ?
Ada pertandanya yakni :
1. Asmo
satriyo/ Wanito Sejati yang diperoleh benar-benar dari Sabdo Romo Herucokro .
2. Dapat
ber komunikasi secara “ Gelar / Gulung “
atau Sambung Rasa .
3. Sifat , Tingkah laku dan Tumindak atau dalam
kehidupanya melaksanakan /
Memegang “ Kitab Suci Sejati Adamakno “ yang disebutnya dengan : “ Kekudhangan
Romo “.
Memegang “ Kitab Suci Sejati Adamakno “ yang disebutnya dengan : “ Kekudhangan
Romo “.
4. Bisa Guyub-rukun , Ranté-rinanté , menyatu dengan kadhang nya , walaupun beda pendapat , beda kelompok atau beda penuntun .
5. Dapat
berkomunikasi dengan Guru Jatinya, Urip yang disebut Moho Suci ,
Gusti IMS .
6. Laku
pangumbahéng rðgð : Sabar, Narimð ,
Tresnð , Welas Aséh dan Eklas .
7. Laku
gulung : Nyunsang Buwðnð balék ( jagad gedé jagad
cilik )
8. Mendapatkan
bukti nyata laku ( paseksèn ) dalam menjalankan Panca-Gaib.
Putro Satriyo/ Wanito Sejati
Bagian : 4
Bagaimana
caranya untuk mengetahui bahwa : Asmo Satriyo/ Wanito Sejati dari seorang laku
Panca-Gaib tersebut mahanani dan benar
Sabdo Romo Herucokro ?
Dengan
Sambung Rasa secara gelar atau gulung , kalau memang benar tentunya akan ada
tanda-tanda seperti tersebut diatas . Tidak harus semuanya pertanda itu ditemukan , kalau benar kadhang akan ada kontak secara
automatik / sambung rasanya , sudah tidak
bisa dipungkiri atau disembunyikan lagi .
Mengapa
bisa demikian ?
Karena
yang kontak / Sambung Rasa bukan orang nya , tetapi sesama Asmo ( Satriyo/
Wanito ) sejatinya .
Rahayu ,.