Laku Olah Rasa dan Olah Panca-indera
( Bagian 1)
Laku Panca Gaib adalah “ Laku Olah Rasa “ , dimaksudkan mempelajari Rasa yang diperintahkan oleh Urip nya dari
seseorang yang menjalankan laku .
Sebagai keseimbangan nya adalah “ Laku Olah Budi-pakarti dan
Panca-indera “.
Kedua Laku Olah Rasa
dan Olah Panca-indera/ Budi pekerti harus seimbang , harus terjadi keseimbangan
laku yang disebut lahir dan batin.
Disini bisa disebut manusia seperti ini menjalankan kehidupan yang sempurna sebagai
layaknya manusia ciptaan Tuhan / Gusti Ingkang
Moho Suci .
Laku olah rasa dalam Panca Gaib , terletak ( lungguhing )
ada di detak Jantung . Sedang Olah Panca Indera letaknya di Paru-paru .
Mengapa demikian ? .
Menurut kenyataanya Olah rasa yang terletak di jantung
manusia itu diperintahkan oleh Urip ( Moho Suci ) tidak dapat diperintakan oleh
Pakarti , sedangkan gerak Paru-paru masih bisa diperintahkan oleh Budi pakarti
/ Panca-indera .
Contoh : kita masih
bisa mengatur pernafasan , tetapi untuk mengatur detak jantung Panca Indera
kita tidak mampu .
Ada gerak yang
bisa merubah detak jatung , diantaranya dengan “ Laku “
Laku yang bagaimana ? .
Misalnya kita lari : maka spontan detak jatung akan lebih
cepat .
Disini bisa diambil kesimpulan cara untuk mendekatkan diri dengan
Moho Suci itu harus Gerak atau Laku , bukan dengan olah budi Pakarti dan
Panca-indera .
Laku Olah Rasa dan Olah Panca-indera
Bagian 2
Laku bagaimana bisa mendekatkan diri dengan Moho suci ?
Laku yang bisa mendekatkan diri , adalah dengan Olah Rasa .
Bagaimana mendekatkan diri dengan Gusti Ingkang Moho suci ?
Untuk menjawab ini diperlukan pengalaman laku pribadi
kadhang Putro Romo.
Menurut historis , Bapak Semomo mendapatkan Wahyu Panca Gaib dengan laku yang
sangat berat , dapat dikatakan sudah tidak mungkin lagi dilakukan oleh manusia
di era sekarang .
Sebagai Putro Romo tentunya , sudah tidak harus lagi
melakukan laku yang dijalankan seperti Bapak Semono .
Mengapa demikian ?
Karena Seseorang yang
ingin laku tinggal menjalan kan , apa yang diperoleh nya Romo Herucokro , yang disebut “ Kawruh Urip “
/’ Kawruh Kasunyatan “ Panca Gaib ( Kunci , Asmo . Mijil + Paweling , Singkir )
/ Wahyu Eko Buwono .
Jadi seseorang manusia yang ingin laku tinggal Enaknya , tidak usah mencari sarana
lagi , untuk mendekat kan dengan
Tuhan / Gusti Ingkang Moho Suci , cukup menjalankan Laku Panca Gaib .
Namun untuk melakukan atau menjalankan Panca Gaib tersebut ada persyaratan khusus .
Apa persyaratan khusus itu ?
Laku Olah Rasa dan Olah Panca-indera
Bagian 3
Dawuh Romo Herucokro yang diterima dari Tuhan Yang Maha Esa
/ Gusti Ingkang Moho Suci , setelah menerima Wahyu adalah dengan “ Gelar Jagad Anyar “
Apa yang dimaksudkan “ Gelar Jagad Anyar “
Yang dimaksudkan “ Gelar Jagad Anyar “ Adalah menggelarkan ,
atau mengembangkan apa yang telah diterima yaitu Panca Gaib , kepada manusia
sejagad yang ingin laku Panca Gaib . Jadi tugas utamanya adalah memberikan
Kunci, Asmo , Mijil + Paweling , Singkir , kepada semua orang yang ingin laku Kawruh
Urip .
Sehingga Romo Herucokro diberikan kewenangan oleh Gusti
Ingkang Moho Suci , untuk memijilkan orang yang ingin laku Kawruh Urip , ( Kunci
, Asmo , Mijil + Paweling Singkir ) ,
yang disingkat Panca Gaib .
Apa yang dimaksud memijilkan disini ?
Yang dimaksudkan memijilkan disini adalah : Memberi Sabdo Asmo Satriyo/Wanito Sejati , yang dapat
dipakai dan dapat digunakan untuk
menjalankan Panca Gaib .
Seseorang yang dimijil kan
dan sudah diberi Asmo Oleh Romo Herucokro disebut “ Putro Romo “
Apakah seseorang yang belum dimijil kan
tidak bisa menggunakan Panca Gaib ?
Seorang yang belum dimijilkan , belum mendapatkan Asmo Sabdo
tidak bisa menggunakan sarana Panca Gaib
.
Mengapa tidak bisa ?
Karena Panca Gaib merupakan Satuan system . dimasudkan
setelah membaca Kunci , seseorang harus
minjil untuk melaksanakan kehendak , prasarana mijil sebelumnya orang tersebut harus
punya Asmo Satriyo/Wanito Sejati .
Jadi Laku Panca Gaib , adalah sebagai sarana kehendak
manusia untuk mendapatkan apa yang di inginkan dengan cara menyatukan dengan
Urip , atau berhubungan dengan Tuhan YME.
Laku Olah Rasa dan Olah Panca-indera
Bagian 4
Mengapa harus dimijilkan ?
Mengapa harus diberikan Asmo Sabdo ?
Seperti yang dimaskudkan “ Gelar Jagad Anyar “ bahwa Wahyu
yang diberikan oleh Tuhan YME / Gusti Ingkang Moho Suci , harus di gelarkan , disiar-kan, dikembangkan oleh Romo Herucokro
kepada manusia se jagad yang ingin laku seperti apa yang diperolehnya . Hampir
sama dengan Agama2 yang ada , sebelumnya yang telah diberikan kepada Nabi atau
utusannya untuk di siarkan kepada manusia se jagad , untuk menggunakan wahyu
tersebut ada semacam syarat-syarat .
Untuk laku Panca Gaib , syarat nya jelas dan mempunyai ke
khusus an yaitu harus dimijilkan .
Romo Herucokro penerima wahyu , dimijilkan langsung oleh
Gusti Ingkang Moho Suci. Sedang manusia yang ingin laku selanjutnya , sesuai
dengan petunjuk yang diterima , dimijilkan oleh Romo Herucokro .
Setelah dimijilkan manusia yang ingin laku tersebut
mendapatkan Asmo Sabdo , yang dinamakan Asmo Satriyo/Wanito Sejati .
Setelah Romo Herucokro , meninggal diberikan kepada Putro
Romo untuk meneruskan Gelar Jagad Anyar , Asmo ditetapkan oleh Gusti Ingkang
Moho Suci , dengan Sabdo Romo “ di Era Pudhak Sinumpet ( di Tegaskan Pada Sarasehan Agung IV Paguyuban Penghayat
Kapribaden Nomor : TAP.VI /SA.IV /2007, Tanggal 4 Agustus 2007 )
Laku Olah Rasa dan Olah Panca-indera
Bagian 5
Timbul pertanyaan Tuhan / Gusti Moho Suci menetapkan ?
Dalam kenyataannya bahwa bahwa Asmo Satriyo/Wanito sudah
tidak ada lagi .
Yang ada adalah Sabdo Asmo Satriyo/Wanito seperti yang
tercantum dalam Keputusan Sarasehan Agung IV.
Apa tidak bisa mendapatkan Asmo selain tersebut diatas ?
Mungkinkah Gusti Moho
Suci membenarkan pemikiran manusia ?
Itulah yang harus
kita jabarkan , mengartikan dan memaknai “ Sabda “ .
Dalam hal ini Sabda adalah petunjuk .
Sewaktu Romo masih hidup saja , Romo tidak bisa memberikan Asmo selain Asmo
yang sudah disabdakan . Jadi kalau ada
seseorang yang ingin laku , maka Asmo yang diberikan adalah Asmo yang sudah
disabda . Apalagi kalau seseorang laku dijaman
sekarang ingin memberikan Asmo selain yang sudah disabda tidak mungkin bisa .
Kalau ada petunjuk Asmo, dan lain-lain , yang diterima oleh
seseorang manusia yang laku, tentu tidak
akan bisa dipakai untuk Laku Panca Gaib.
Mengapa demikian ?
Karena Panca Gaib merupakan Satuan System , sekaligus ada
pentunjuk untuk melestarikan nya .
Laku Olah Rasa dan Olah Panca-indera
Bagian 6
Apakah Asmo ?
Asmo adalah Sabdo Romo Herucokro .
Asmo disini adalah sama dengan Nama seseorang manusia .
Seseorang manusia yang sudah punya nama mendapatkan Asmo , disini mempunyai arti bahwa manusia tersebut
sudah dapat menggunakan Panca Gaib .
Kalau nama yang diberikan oleh seseorang manusia atau bapak
nya itu tidak bisa digunakan laku Panca Gaib .
Apa yang merupakan Satuan system ?
Karena untuk laku Panca Gaib Pertama ( Kunci ) , harus hafal
, dimijilkan lebih dahulu , kemudian mendapatkan Sabdo Asmo , sedang Asmo
tersebut adalah bagian yang harus ada setelah membaca Kunci , setelah menggunakan
Asmo terus Mijil , seseorang tersebut bisa mijil kalau sudah punya Asmo .
Asmo sabdo hanya dikuasakan kepada Romo Herucokro , tidak
ada lainnya , karena Asmo yang disabdo tersebut sebenarnya adalah Putro Romo (
Putro Wahyu yang menerima Panca Gaib )
Petunjuk melestarikan nya ada dimana ?
Ada pada Sabdo
Asmo Satriyo/Wanito yang sudah ditetapkan , yang dapat dimijilkan oleh Putro Romo yang sudah
dikeparengake .
Mengapa Tuhan YME Gusti Ingkang Moho Suci , memberikan wahyu Panca Gaib sebagai laku
yang “ Systemix “ sekaligus memberikan
petunjuk pelestariaan nya ?
Karena sudah tidak ada kemungkinan lagi ada seseorang yang
laku nya seperti Bapak Semono .
Kemungkinan ada entah beberapa ratus , atau ribu tahun lagi dengan wahyu yang lebih sempurna .
Rahayu,..