Mbeksô raganirô pribadi mejadi “ Kitab Panutan “
Mbesô raganirô pribadi : digunakakan saat perdana putro laku kunci , dengan patrap kunci dan patrap mijél.
Telah disampaikan bahwa mbeksô raganirô pribadi , merupakan kitab panutan . Artinya kegiatan yang dilakukan dijadikan dasar-dasar wewarah turun-menurun dari wulang wuruk Romo Herucokro .
Mengapa mbekso ragainiro pribadi bisa menjadikan wewarah turun-menurun ?
Sesepuh terdahulu setiap menuntun kadhang baru , patrap kunci dan patrap mijél nya adalah “ mbesô raganirô pribadi “ . Kadhang baru diperkenalkan dari getar rasa mulai dari ujung jari sampai dengan bisa bergerak , yang disebut dengan mbeksô atau joged.
Gerakan bagi kadhang baru tersebut dapat dipakai sebagai petunjuk bagi kadhang yang menuntunnya . Sehingga gerak mbekso raganiro pribadi merupakan dawuh nya urip , Guru jati bagi kadhang yang berlatih mengolah rasa . Yang selanjutnya dawuh urip, moho suci tidak selalu mbeksô, tetapi akan berkembang lewat panca-indera , sesama manusia , semua makluk didunia , melalui pertanda alam semesta dan rasa jati ( krenteg ) bukan karep ( tidak sama dengan keinginan ).
Kesimpulannya : mijél mbeksô raganirô pribadi adalah memperkenalkan Rasa bagi kadhang baru yang laku kunci agar dikembangkan untuk selanjutnya , sesuai kemampuannya dengan petunjuk Guru jati nya sendiri-sendiri .
Telah disampaikan bahwa mbeksô raganirô pribadi , merupakan kitab panutan . Artinya kegiatan yang dilakukan dijadikan dasar-dasar wewarah turun-menurun dari wulang wuruk Romo Herucokro .
Mengapa mbekso ragainiro pribadi bisa menjadikan wewarah turun-menurun ?
Sesepuh terdahulu setiap menuntun kadhang baru , patrap kunci dan patrap mijél nya adalah “ mbesô raganirô pribadi “ . Kadhang baru diperkenalkan dari getar rasa mulai dari ujung jari sampai dengan bisa bergerak , yang disebut dengan mbeksô atau joged.
Gerakan bagi kadhang baru tersebut dapat dipakai sebagai petunjuk bagi kadhang yang menuntunnya . Sehingga gerak mbekso raganiro pribadi merupakan dawuh nya urip , Guru jati bagi kadhang yang berlatih mengolah rasa . Yang selanjutnya dawuh urip, moho suci tidak selalu mbeksô, tetapi akan berkembang lewat panca-indera , sesama manusia , semua makluk didunia , melalui pertanda alam semesta dan rasa jati ( krenteg ) bukan karep ( tidak sama dengan keinginan ).
Kesimpulannya : mijél mbeksô raganirô pribadi adalah memperkenalkan Rasa bagi kadhang baru yang laku kunci agar dikembangkan untuk selanjutnya , sesuai kemampuannya dengan petunjuk Guru jati nya sendiri-sendiri .