Sabtu, 22 Maret 2014

nyuwun wicaksono




Rahayu.,
Laku Putro Romo nyuwun wicaksônô
Wicaksono dapat diartikan bijaksana . Bijak artinya baik dipandang dari segala aspek , sana artinya dilaksanakan . Bijaksana keputusan yang diambil yang paling baik dapat diterima dan dilaksanakan .
Wicaksôno dalam laku Panca Gaib adalah dapat melaksanakan pertintah Urip , Moho Suci , Gusti Ingkang Moho Suci .
Melaksanakan perintah Urip bukan karena perintah olah pakarti disebut  wicaksono ( laku nyunsang buwônô balik )
Sedang melaksanakan perintah pakarti disebutnya dengan Kawicaksanan urip ( bijaksana ).
Permintaan kawicaksanan tersebut bagi putro romo adalah sebagai pertimbangan dalam tumindak ( laku ) dalam mimilih dan memilah sesuatu dalam kekuasaan nya .
Sehingga yang dilakukan dan dilaksankan benar , atau dapat menghilangkan perbuatan yang salah .
Tumindak yang selalu benar dikatakan sebagai “ Tumindhaké  Satriyô/wanito Sejati “
Apakah tumindak kita selalu benar ?
Rahayu

Sabtu, 08 Maret 2014

Asmo Satriyo/Wanito Sejati


Rahayu,.
Asmo Satriyo/Wanito Sejati Putro Romo.

Asmo Satriyo/Wanito Sejati adalah nama sabdo yang diberikan oleh Romo Herucokro kepada manusia yang ingin laku Panca Gaib .
Manusia yang laku Panca Gaib disebutnya Putro Romo.
Yang diberi kuasa untuk memberikan asmo satriyo/wanito sejati oleh Gusti IMS / dalam laku Kunci adalah Romo Herucokro, disebutnya dengan Gelar Jagad Anyar.
Asmo Satriyo/Wanito Sejati dapat diartikan  “ hyang suksmô “ dapat disimpulkan setiap manusia yang lahir di dunia pasti sudah punya Asmo Satriyo/ Wanito  Sejati ( hyang suksmô ) atau nyawa .
Dibenarkan setiap manusia yang bernyawa punya Asmo sejati , dan diberi nama oleh orang tua nya , tetapi belum tentu bisa menggunakan sarana Kunci ( Panca Gaib ) .
Disampaikan bahwa laku Kunci / Manunggal kenanthènan Sarwô Mijél  ( Panca Gaib ) adalah kaweroh kasunyatan , dengan basis satuan system yang modern .
Untuk dapat menggunakan Kunci harus punya Sabdo Asmo yang diberikan setelah manusia tersebut meminta Kunci kemudian Asmo digunakan untuk Mijél dengan dituntun dan dimijilkan oleh seorang Putro Romo .
Apakah Putro Romo dapat menyabda  Asmo Satriyo/Wanito Sejati ?

Dawuh Pangandikan Romo : Mbésuk yèn Romo wés bali menyang Moho Suci , Putro ora susah kuwatér Rômô bakal nyawiji menyang putrô-putrô kabèh .
Putrô-Putrô  bisô kôyô Rômô nanging dudu  Rômô  , mlakuné ngremet kôyô semut “.   

Dapat disimpulkan jalan semut , dengan jalannya manusia sangat jauh bedanya , selangkah jalannya manusia beratus-ratus langkah nya semut.

Rahayu,.                            

Nyuwun Panguwoso



Nyuwun panguwôsô yang bagaimana ?
Ternyata panguwoso bagi putro romo adalah kanggé anyérnakaké tumindak éngkang luput .
Kekuasakan kita untuk menghilangkan terhadap tumindak ( apa yang dilakukan )  yang salah pada setiap putro romo, sebenarnya kekuasaan dan pilihan yang  benar adalah dengan  Petunjuk Gusti IMS , pertimbangan budi luhur hati-nuraninya .
Setiap putro romo jika sudah mendapatkan pilihan kebenaran jangan dilanggar ( nyidrani rôsô ) akan berakibat dan mendapatkan ketidak tentraman .
Bagi putro romo selalu menjalankan kebenaran , kalau dalam kenyataan masih terjadi kesalahan, kuasanya perbuatan tersebut jangan dilanjutkan . Benar salah sudah menjadi kodratnya , semua manusia harus menjalaninya.
Tarik ulur terhadap tumindak ( apa yang dikerjakan ) yang menjadikan pilihan : ditentukan kekuasaan diri manusia semata.
Manusia diberi kekuasan yang mutlak untuk bertindak benar atau salah , Gusti IMS tidak melarangnya .
Dawuh pangandikan Romo :………. “ Yèn tumindaké bener sing bakal nômpô kuwi yektiné sôpô ,  nanging kôsôk-baliné,  n tumindaké luput sing bakal  nômpô yô,….. sôpô.”………………………
Rahayu,.

Ngapu Rasa

 Bagi putro romo itu tidak ada pengampunan . Hukum nya :  Sebab dan Akibat. Tidak ada sepura dari Gusti IMS. Kalau berbuat benar dan baik ak...