Buku Saku : Pambuka Rasa .
Melanjutkan postingan terdahulu. Bahwasanya "Pambuka Rasa" Tidak sama dengan “Panggugah Kahanane Manungso”
Saya katakan buku saku karena bukunya dapat dimasukan di dalam saku .
Buku tersebut dicetak pertama : di Surabaya komplek KKO Gubeng Surabaya , nama percetakan nya punya kadhang sendiri : Nama “Percetakan Moro Seneng” disekitar tahun 1960 ( mohon koreksi kadhang yang mengetahuinya .)
Konon katanya Kadhang Sepuh : Pada sa at itulah dikeparengake ( diperbolehkan ) oleh Romo Panca Gaib ( Kunci , Paweling , Asma , Mijil , Singkir ) " ditulis ". yang sebelumya tidak boleh ditulis .
Dengan diperbolehkan ditulisnya Panca Gaib / cq dawuh-dawuh Romo menurut saya akan memperkaya budaya spiritual bangsa khususnya untuk para putra . Kita dapat mewariskan dawuh-dawuh pangandikan Romo kepada generasi muda sekarang ataupun yang akan datang.
Saya setuju Dawuh Pangandikan Romo jangan dibuat patokan , dawuh setiap saat ada , tidak ada hentinya, setiap detik berbeda , apa lagi kalau dibuat buku apa bisa ditulis semuanya . Belum lagi dihadapkan kemungkinan ada kepentingan si pembuat buku atau salah tulis dsb.
Jadi saya setuju khadang Purwokerto yang membuat postingnya dalam FB “ Penilaian yang Prematur “ yang dikatakan seorang Guru.
Mengapa Penanggalan Masehi dipakai oleh Bangsa-bangsa di dunia ? salah satu diantaranya karena bangsa tersebut rajin dalam pencatatan . Mengapa budaya kita sebetulnya paling maju dari budaya Negara-negara didunia malah kita diunggulinya .
Salah satu sebab : Bangsa kita kurang rajin mencatat tidak mau menggali / mencari.
Ada catatan prasasti sejarah ditulis dengan huruf jawa kuno , generasi muda kita kurang minat/ mencintai budaya leluhur termasuk budaya spriritualnya .
Kata anak kita :
Benar Ka kung : Bangsa Indonesia lebih maju , ceritanya dulu “Nenek" , ditembak tidak mempan walaupun:tidak pakai “pakaian anti peluru “
Jawab kaKung : Benar anakku mereka punya ajian ‘ Lembu Sekilan “ .ha ha haaa….
Rahayu,…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar