Rahayu,.
Guyub Rukun Gosok
ginosok.
Bagian 1.
Guyub rukun di
ibaratkan “ Mlaku lembehan ( Berjalan
dengan ayunan tangan ).
Gosok ginosok Komunikasi laku menuju ke kesempurnaan (
sharing ).
Berjalan dengan ayunan
, dimaksudkan ber kesepakatan untuk mencapai tujuan, dengan mengikuti kemana arah
jalan nya kaki, dengan tanpa pedulikan kemana tujuan tangan tetap mendukung .
Komunikasi laku menuju
ke kesempurnaan , dimaksudkan agar dawuh yang diterima Putro Romo , di
konsultasikan kepada kadhang dengan
maksud untuk kebenaran.
Putro Romo yang
mendapatkan petunjuk dari Urip nya , Guru Jatinya , Moho Suci, atau Gusti
Ingkang Moho Suci , walaupun untuk pribadi perlu di konsultasikan kepada
Kadhang Putro Romo .
Sabdo Guyup Rukun
disamping mempunyai tujuan seperti
tersebut diatas , maknanya adalah jangan sampai Putro Romo menyendiri , jangan sampai mendapatkan petunjuk dari olah
pakartinya , sehingga akan membentuk “ Egoisme
laku “.
Saya sudah mendapatkan
dawuh langsung dari Romo , tidak terpikirkan apakah dawuh tersebut dari Olah pakartinya atau benar dari Gusti Ingkang Moho Suci
Bagian 2.
Putro Romo , yang
sudah mendapatkan Asmo Sabdo , dengan mendapatkan nya sesuai dengan wulang
wuruk Romo , masih diharuskan untuk berkonsultasi melalui pertemuan
gosok-ginosok , sejalan dengan Sabdo Guyub Rukun .
Mengapa demikian ?
Karena apa yang
diperoleh nya sudah tidak bisa langsung ditanyakan lagi . Kebiasaan Putro Romo
untuk menanyakan sesuatu kepada Romo , seperti keadaan Romo masih sugeng .
Bagaimana selain Putro
Romo , yang laku Panca Gaib , dengan Asmo yang diperoleh langsung dari laku
spiritualnya , setelah Era Pudhak
Sinumpet ?
Sudah barang tentu
akan semakin jauh pemahaman wulang wuruk nya.
Seseorang yang laku
Panca Gaib , tidak menggunakan Asmo Sabdo , laku nya masih di olah pakarti ,
tidak pada olah rasa.
Mengutamakan laku budi
luhur seperti apa yang dikatakan baik di olah pakarti.
Tidak bisa menggerakan
Getar Rasa dari Urip Nya , komunikasi dengan Guru jatinya .
Disinilah perbedaan
nya .
Putro Romo sebenarnya
harus bisa komunikasi dengan Guru Jati nya , mengolah ke dua nya, baik Olah Pakarti
dan Olah Rasa nya , bisa Gelar dan Gulung .
Dapat membedakan apakah
petunjuk itu berasal dari Olah pakarti atau Urip Nya .
Sehingga terhidar dari petunjuk yang menyesatkan .
Apakah ada petunjuk
yang menyesatkan ?
Bagian 3.
Ada , disebabkan olah
pakarti yang berlebihan , angan-angan yang berlebihan , keinginan yang
berlebihan. Sekalipun sudah terlatih dalam Olah rasa , Putro Romo harus
hati-hati pakarti bisa membonceng , ada penumpang gelap dalam Rasa jati.
Oleh sebab itu Putro
Romo harus sharing ( pemahaman ) gosok-ginosok sesama Kadhang
Putro Romo agar diperoleh kebenaran sejati
atas petunjuk yang diterima.
Putro Romo harus
menempatkan “ Sabdo sebagai Dasar yang baku “ , dalam menjalankan lakunya .
Mohon maaf bila kurang
berkenan khususnya , kepada forum bersama
, apa yang saya sampaikan . Putro Romo yang baru mendapatkan Asmo Sejati
, dan dimijilkan pada kenyatan nya sudah bisa memberikan penilaian kebenaran
atau ketidak sesuaian laku yang dilihatnya .Bahkan kepada penuntun dan
pembibing nya pun tahu kalau mereka
melakukan penyimpangan .
Ini semua adalah
perwujudan kewajiban untuk mengingatkan
kepada seseorang yang ingin laku Panca Gaib dengan benar .
Apakah postingan ini
paling benar ?
Tidak memerlukan
pembenaran , semuanya di kembalikan kepada pembaca , untuk menikmati kebebasan
dan kemerdekaan .
Rahayu,..