Sabtu, 24 November 2012

Guyub Rukun



Rahayu,.
Guyub Rukun Gosok ginosok.

Bagian 1.
Guyub rukun di ibaratkan “ Mlaku lembehan  ( Berjalan dengan ayunan tangan ).
Gosok ginosok  Komunikasi laku menuju ke kesempurnaan ( sharing ).

Berjalan dengan ayunan , dimaksudkan ber kesepakatan untuk mencapai tujuan, dengan mengikuti kemana arah jalan nya kaki, dengan tanpa pedulikan kemana tujuan tangan tetap mendukung .
Komunikasi laku menuju ke kesempurnaan , dimaksudkan agar dawuh yang diterima Putro Romo , di konsultasikan  kepada kadhang dengan maksud untuk kebenaran.

Putro Romo yang mendapatkan petunjuk dari Urip nya , Guru Jatinya , Moho Suci, atau Gusti Ingkang Moho Suci , walaupun untuk pribadi perlu di konsultasikan kepada Kadhang Putro Romo .

Sabdo Guyup Rukun disamping mempunyai  tujuan seperti tersebut diatas , maknanya adalah jangan sampai Putro Romo menyendiri ,  jangan sampai mendapatkan petunjuk dari olah pakartinya , sehingga akan membentuk  “ Egoisme laku “.
Saya sudah mendapatkan dawuh langsung dari Romo , tidak terpikirkan apakah dawuh tersebut  dari Olah pakartinya  atau benar dari Gusti Ingkang Moho Suci

Bagian 2.
Putro Romo , yang sudah mendapatkan Asmo Sabdo , dengan mendapatkan nya sesuai dengan wulang wuruk Romo , masih diharuskan untuk berkonsultasi melalui pertemuan gosok-ginosok , sejalan dengan Sabdo  Guyub Rukun .
Mengapa demikian ?
Karena apa yang diperoleh nya sudah tidak bisa langsung ditanyakan lagi . Kebiasaan Putro Romo untuk menanyakan sesuatu kepada Romo , seperti keadaan Romo masih sugeng .

Bagaimana selain Putro Romo , yang laku Panca Gaib , dengan Asmo yang diperoleh langsung dari laku spiritualnya , setelah  Era Pudhak Sinumpet ?

Sudah barang tentu akan semakin jauh pemahaman wulang wuruk nya.

Seseorang yang laku Panca Gaib , tidak menggunakan Asmo Sabdo , laku nya masih di olah pakarti , tidak pada olah rasa.
Mengutamakan laku budi luhur seperti apa yang dikatakan baik di olah pakarti.
Tidak bisa menggerakan Getar Rasa dari Urip Nya , komunikasi dengan Guru jatinya .
Disinilah perbedaan nya .
Putro Romo sebenarnya harus bisa komunikasi dengan Guru Jati nya , mengolah ke dua nya, baik Olah Pakarti dan Olah Rasa nya , bisa Gelar dan Gulung .
Dapat membedakan apakah petunjuk itu berasal dari Olah pakarti atau Urip Nya .
Sehingga  terhidar dari petunjuk yang menyesatkan .
Apakah ada petunjuk yang menyesatkan ?
Bagian 3.
Ada , disebabkan olah pakarti yang berlebihan , angan-angan yang berlebihan , keinginan yang berlebihan. Sekalipun sudah terlatih dalam Olah rasa , Putro Romo harus hati-hati pakarti bisa membonceng , ada penumpang gelap dalam Rasa jati.
Oleh sebab itu Putro Romo  harus  sharing ( pemahaman ) gosok-ginosok sesama Kadhang Putro Romo agar diperoleh  kebenaran sejati atas  petunjuk yang diterima.

Putro Romo harus menempatkan “ Sabdo sebagai Dasar yang baku “ , dalam menjalankan lakunya .

Mohon maaf bila kurang berkenan khususnya , kepada forum bersama  , apa yang saya sampaikan . Putro Romo yang baru mendapatkan Asmo Sejati , dan dimijilkan pada kenyatan nya sudah bisa memberikan penilaian kebenaran atau ketidak sesuaian laku yang dilihatnya .Bahkan kepada penuntun dan pembibing nya pun  tahu kalau mereka melakukan penyimpangan .
Ini semua adalah perwujudan kewajiban  untuk mengingatkan kepada seseorang yang ingin laku Panca Gaib dengan  benar .
Apakah postingan ini paling benar ?
Tidak memerlukan pembenaran , semuanya di kembalikan kepada pembaca , untuk menikmati kebebasan dan kemerdekaan .

Rahayu,..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ngapu Rasa

 Bagi putro romo itu tidak ada pengampunan . Hukum nya :  Sebab dan Akibat. Tidak ada sepura dari Gusti IMS. Kalau berbuat benar dan baik ak...