Minggu, 27 November 2016

Kasampurnan


Wulang-wuruk Panca Gaib Kasampurnan Jati  / Kesempurnaan Kehidupan manusia setelah mati 
 Bagian : 1
Wulang-wuruk Romo Herucokro , bahwa manusia harus menemukan sesembahan sebenarnya yaitu Tuhan YME / Gusti Ingkang Moho Suci .  Disampaikan sesembahan yang sebenarnya adalah Urép / Hidup , yang ditandai dengan Gerak ( Obah ) mempunyai rasa dan indera perasa ( bagi seorang manusia )
Manusia yang sudah menemukan sesembahan yang sebenarnya , dalam kehidupanya sudah tidak selalu menuruti keinginan pakarti atau angan-angan , tetapi lebih mengutamakan perintah Urép . Disebutnya dengan laku Nyunsang Bawônô Balék .
Dalam kehidupan nya yang dicari adalah ketentraman lahir dan bathin , meninggalkan dunia nanti dengan memperoleh Kasampurnan Jati.

Wulang-wuruknya tidak dijelaskan bagaimana seorang yang sudah mati , Apakah ada kehidupan lagi manusia setelah mati.?
 Disampaikan bahwasanya seorang manusia yang mati ( putro romo ) yang dicari adalah memperoleh Kasampurnan Jati .
Memperoleh kasampurnan Jati kembali ke asalnya dengan sempurna ,  nyawa / roh tidak hinggap di batu , pepohonan atau lainnya nglambrang ( mengembara) dalam waktu jutaan tahun.

Roh manusia atau disebut nyawa tersebut akan kembali asalnya kemana ?

Bagian : 2
Dalam Kajian Spiritual,filosofi kebathinan dan mistis disampaikan dan dibahas fenomena atau kejadian roh manusia yang tidak sempurnya ( nglambrang) mengembara. Yang digambarkan seperti keadaan manusia di dunia ,  banyak kumpulan ber-macam2 roh manusia ,  dan makluk halus lainnya . Kesemuanya sebenarnya hanya bayangan angan-angan  roh atau nyawa yang tidak / belum iklas meninggalkan dunia tidak tahu dan menyadari bahwa dia sudah mati .
Hinggap di batu sepertinya didup di surga suatu kerajaan yang megah dan indah . Hinggap di pohon sepetinya dineraka disiksa , diperbudak oleh penguasa dlll  . Seperti halnya tayangan televisi dunia lain , misteri . uji-nyari oka-oka , tempat angker dsb nya . 
Dalam kajian spriritual filosofii kebathinan dan mistis membaginya manusia mati menjadi 3 bagian :
1.     Roh manusia yang lepas dari raganya dengan sendirinya. 2. Roh manusia yang lepas dari raganya sesudah ‘dijemput’ oleh roh halus lain, atau 3. Roh manusia yang 'dijemput' oleh roh halus lain sesudah rohnya lepas dari raganya. Tidak dijelaskan bagaimana roh nyawa tersebut kembali ke Tuhan YME , Gusti Ingkang Moho Suci .

Bagian : 3
Wulang-wuruk Romo Herucokro , asal manusia adalah dari bertemunya rasa cinta-kasih seorang priya dan wanita diwujudkan dengan bertemunya sel pejantan dan sel telor sepasang manusia .  Manungso diartikan ( manunggaling rôsô ) menyatunya rasa .
Seorang manusia sempurna memiliki Keinginan ( Sér ) Wujud Raga dengan panca-indernya ( Dat ) dan Budi pakarti ( Sifat ) .
Setelah manusia mati , maka yang masih ada adalah Keinginan dan Sifat yang melekat terbawa selama hidup bersama raganya di dunia .

Keinginan dan sifat inilah yang membelenggu roh / nyawa tersebut sehingga belum menemukan kasampurnan jati atau kembali ke asalnya .

Kesempurnaan atau kembali ke asal ditandai dengan kasampurnan / sempurna ( tentram ) bilangan nya Nol ( 0 ) suwung . Lambang bilangan Nol diartikan sudah tidak ada lagi senyawa yang melekat berupa  keinginan dan sifat yang pernah dimiliki nya.

Bagian :  4

Dikatakan suwung nol diartikan sudah tidak ada kehidupan lagi  Putro romo setelah meninggalkan dunia , tidak seperti  dikatakan sebagai roh atau nyawa yang masih hidup oleh manusia .
Kembali kepada sang pencipta yang disebut Tuhan YME / Gusti Ingkang Moho Suci adalah kembali pada keadaan yang disebut suwung atau bilangan Nol .

Kembali ke keadaan semula diperlukan proses dan proses tersebut berbeda-beda bagi setiap Putro romo / manusia hidup .
Seperti hal nya proses kembalinya raga manusia ke asal mulanya diperlukan waktu yang ber tahun-tahun di tanam di dalam tanah  atau dibakar .

Dalam waktu tertentu  dipengaruhi oleh berbagai permasalahan hidup hal budaya , adat-istiadat dari   sekelilingnya dimungkinkan tersambung rasa nya dengan keturunan nya yang masih hidup di dunia .
Berakibat keadaan yang sudah tentram ( nol ) akan kembali tidak nol lagi kemudian menyatu kembali dengan keinginan dan sifat semula sehingga dapat menemui keturunan nya .

Rahayu,.

Bagaimana seharusnya putro / anak menyikapi terhadap Romo Herucokro atau orang tua yang telah meninggalkan kita ?

Menciptakan kondisi yang tentram ( nol ) suwung , bagi orang tua yang telah meninggalkan kita ‘
Caranya dengan memohon Kepada Gusti Ingkang Moho Suci agar mendapatkan kasampurnan untuk orang tua . Kasampurnan ditandai dengan hal yang telah disampaikan yakni roh / nyawa tidak bisa lagi menemui atau ditemui oleh anak / cucu dan keturunan nya .

Nyawa atau Roh yang dikatakan oleh manusia yang masih hidup setelah kematiannya sudah tidak ada lagi , karena sudah pada kondisi “ bilangan nol “ tidak ada lagi senyawa yang melekat dari keinginan dan sifat nya .
Hal yang tertentu karena dipengaruhi oleh permasalahan , suasana anak/ cucu  adat-istiadat dan budaya selama di dunia , orang tua yang telah meninggalkan kita sambung kembali rasanya , sehingga dapat menemui anak / cucu dan keturunannya . Berbagai hal cara menemuinya dapat menampakan diri , lewat mimpi , atau sambung rasa dan lainnya .

Pada hal tersebut diatas menurut hemat saya tindakan Putro / Anak adalah memintakan Kasampurnan agar orang tua kembali pada kondisi nol tidak lagi memikirkan anak/ cucu dan keturunamnya .

Bagaimana dengan Putro romo dan Romo Herucokro , apakah sama atau  berbeda ?

Sama tetapi berbeda . Kesamaan nya kondisinya yakni Nol ( suwung ) . Perbedaannya kalau Romo Herucokro sudah Sampurna Jati baik raga nya atau Roh halusnya . Putro sudah tidak bisa menemui Romo Herucokro lagi .  Hal ini sesuai dawuh pangandikan Romo Herucokro sewatu masih hidup :  Besuk yèn Rômô Katimbalan Gusti IMS , Putrô ora susah was sumelang Rômô bakal nyawiji menyang putro-putro kabèh ,  ……….  Yang dimaksudkan pangandikan Romo Herucokro tersebut adalah Putro jangan mencarinya karena tidak akan ketemu.

Bagaimana dengan Putro yang masih bisa ketemu dengan Romo Herucokro ?

Yang membentuk Romo Herucokro adalah hanya imajinasi putro , karena keinginan yang luar biasa untuk dapat menemui Romo Herucokro . Sosok bentukan wujud dari angan-angan budi-pakarti tersebut  kemudian kemungkinan diwujudkan oleh Guru jatinya .

Rahayu,.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ngapu Rasa

 Bagi putro romo itu tidak ada pengampunan . Hukum nya :  Sebab dan Akibat. Tidak ada sepura dari Gusti IMS. Kalau berbuat benar dan baik ak...