Wulang-wuruk Panca
Gaib Kasampurnan Jati / Kesempurnaan
Kehidupan manusia setelah mati
Bagian
: 1
Wulang-wuruk
Romo Herucokro , bahwa manusia harus menemukan sesembahan sebenarnya yaitu
Tuhan YME / Gusti Ingkang Moho Suci .
Disampaikan sesembahan yang sebenarnya adalah Urép / Hidup , yang
ditandai dengan Gerak ( Obah ) mempunyai rasa dan indera perasa ( bagi seorang
manusia )
Manusia yang
sudah menemukan sesembahan yang sebenarnya , dalam kehidupanya sudah tidak
selalu menuruti keinginan pakarti atau angan-angan , tetapi lebih mengutamakan
perintah Urép . Disebutnya dengan laku Nyunsang Bawônô Balék .
Dalam kehidupan
nya yang dicari adalah ketentraman lahir dan bathin , meninggalkan dunia nanti
dengan memperoleh Kasampurnan Jati.
Wulang-wuruknya
tidak dijelaskan bagaimana seorang yang sudah mati , Apakah ada kehidupan lagi
manusia setelah mati.?
Disampaikan bahwasanya seorang manusia yang
mati ( putro romo ) yang dicari adalah memperoleh Kasampurnan Jati .
Memperoleh
kasampurnan Jati kembali ke asalnya dengan sempurna , nyawa / roh tidak hinggap di batu , pepohonan
atau lainnya nglambrang ( mengembara) dalam waktu jutaan tahun.
Roh manusia
atau disebut nyawa tersebut akan kembali asalnya kemana ?
Bagian : 2
Dalam Kajian Spiritual,filosofi
kebathinan dan mistis disampaikan dan dibahas fenomena atau kejadian roh
manusia yang tidak sempurnya ( nglambrang) mengembara. Yang digambarkan seperti
keadaan manusia di dunia , banyak kumpulan ber-macam2 roh manusia , dan makluk halus lainnya . Kesemuanya
sebenarnya hanya bayangan angan-angan
roh atau nyawa yang tidak / belum iklas
meninggalkan dunia tidak tahu dan menyadari bahwa dia sudah mati .
Hinggap di batu sepertinya didup di surga suatu kerajaan yang megah dan indah . Hinggap di pohon
sepetinya dineraka disiksa , diperbudak oleh
penguasa dlll . Seperti halnya tayangan televisi dunia lain , misteri . uji-nyari oka-oka , tempat angker dsb
nya .
Dalam kajian spriritual filosofii
kebathinan dan mistis membaginya manusia mati menjadi 3 bagian :
1. Roh manusia yang lepas dari raganya dengan sendirinya. 2. Roh manusia yang
lepas dari raganya sesudah ‘dijemput’ oleh roh halus lain, atau 3. Roh manusia
yang 'dijemput' oleh roh halus lain sesudah rohnya lepas dari raganya. Tidak dijelaskan bagaimana roh nyawa tersebut kembali ke
Tuhan YME , Gusti Ingkang Moho Suci .
Bagian : 3
Wulang-wuruk Romo Herucokro , asal
manusia adalah dari bertemunya rasa cinta-kasih seorang priya dan wanita
diwujudkan dengan bertemunya sel pejantan dan sel telor sepasang manusia . Manungso diartikan ( manunggaling rôsô ) menyatunya
rasa .
Seorang manusia sempurna memiliki
Keinginan ( Sér ) Wujud Raga dengan
panca-indernya ( Dat ) dan Budi pakarti ( Sifat ) .
Setelah manusia mati , maka yang masih
ada adalah Keinginan dan Sifat yang melekat terbawa selama hidup bersama
raganya di dunia .
Keinginan dan sifat inilah yang
membelenggu roh / nyawa tersebut sehingga belum menemukan kasampurnan jati atau
kembali ke asalnya .
Kesempurnaan atau kembali ke asal
ditandai dengan kasampurnan / sempurna ( tentram ) bilangan nya Nol ( 0 ) suwung
. Lambang bilangan Nol diartikan sudah tidak ada lagi senyawa yang melekat
berupa keinginan dan sifat yang pernah
dimiliki nya.
Bagian
: 4
Dikatakan suwung nol diartikan sudah tidak
ada kehidupan lagi Putro romo setelah meninggalkan
dunia , tidak
seperti dikatakan sebagai roh atau nyawa yang masih hidup oleh manusia .
Kembali kepada sang pencipta yang
disebut Tuhan YME / Gusti Ingkang Moho Suci adalah kembali pada keadaan yang
disebut suwung atau bilangan Nol .
Kembali ke keadaan semula diperlukan
proses dan proses tersebut berbeda-beda bagi setiap Putro romo / manusia hidup
.
Seperti hal nya proses kembalinya raga
manusia ke asal mulanya diperlukan waktu yang ber tahun-tahun di tanam di dalam
tanah atau dibakar .
Dalam waktu tertentu dipengaruhi oleh berbagai permasalahan hidup hal budaya , adat-istiadat dari sekelilingnya dimungkinkan tersambung rasa nya
dengan keturunan nya yang masih hidup di dunia .
Berakibat keadaan yang sudah tentram ( nol ) akan
kembali tidak nol lagi kemudian menyatu
kembali
dengan keinginan dan sifat semula sehingga dapat
menemui keturunan nya .
Rahayu,.
Bagaimana seharusnya putro / anak menyikapi terhadap Romo Herucokro atau
orang tua yang telah meninggalkan kita ?
Menciptakan
kondisi yang tentram ( nol ) suwung , bagi orang tua yang telah meninggalkan
kita ‘
Caranya
dengan memohon Kepada Gusti Ingkang Moho Suci agar mendapatkan kasampurnan
untuk orang tua . Kasampurnan ditandai dengan hal yang telah disampaikan yakni
roh / nyawa tidak bisa lagi menemui atau ditemui oleh anak / cucu dan keturunan
nya .
Nyawa
atau Roh yang dikatakan oleh manusia yang masih hidup setelah kematiannya
sudah tidak ada lagi , karena sudah pada kondisi “ bilangan nol “ tidak ada
lagi senyawa yang melekat dari keinginan dan sifat nya .
Hal
yang tertentu karena dipengaruhi oleh permasalahan , suasana anak/ cucu adat-istiadat dan budaya selama di dunia ,
orang tua yang telah meninggalkan kita sambung kembali rasanya , sehingga dapat
menemui anak / cucu dan keturunannya . Berbagai hal cara menemuinya dapat
menampakan diri , lewat mimpi , atau sambung rasa dan lainnya .
Pada
hal tersebut diatas menurut hemat saya tindakan Putro / Anak adalah memintakan
Kasampurnan agar orang tua kembali pada kondisi nol tidak lagi memikirkan anak/
cucu dan keturunamnya .
Bagaimana
dengan Putro romo dan Romo Herucokro , apakah sama atau berbeda ?
Sama
tetapi berbeda . Kesamaan nya kondisinya yakni Nol ( suwung ) . Perbedaannya
kalau Romo Herucokro sudah Sampurna Jati baik raga nya atau Roh halusnya .
Putro sudah tidak bisa menemui Romo Herucokro lagi . Hal ini sesuai dawuh pangandikan Romo
Herucokro sewatu masih hidup : Besuk yèn
Rômô Katimbalan Gusti IMS , Putrô ora susah was sumelang Rômô bakal nyawiji
menyang putro-putro kabèh , ………. Yang dimaksudkan pangandikan Romo Herucokro
tersebut adalah Putro jangan mencarinya karena tidak akan ketemu.
Bagaimana
dengan Putro yang masih bisa ketemu dengan Romo Herucokro ?
Yang
membentuk Romo Herucokro adalah hanya imajinasi putro , karena keinginan yang
luar biasa untuk dapat menemui Romo Herucokro . Sosok bentukan wujud dari angan-angan
budi-pakarti tersebut kemudian
kemungkinan diwujudkan oleh Guru jatinya .
Rahayu,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar