Konsep Keinginan / Kagungan Karsa
Dalam Mijil Putro Romo mengucapkan :
Asma sejati …….
Jenengsira Mijila , Panjenengan Ingsun
Kagungan karsa arsa ………
Asma sejati sudah jelas Asmo Sabdo .
Jeneng sira ( Kamu nama sebenarnya )
Mijila ( keluar atau miji , menyatu )
Panjenengan Ingsun dapat diartikan ( Papan Jemeneng Ingsun ) Tempat berdiri AKU Ingsun diartikan Urip disebut Moho Suci.
Kagungan karsa ( berkehendak ) …….
Jadi dalam mijil itu sebenarnya yang berkehendak adalah Asma
sejati dengan Urip atau Asma sejati
dengan Moho Suci atau menyatukan Asmo
Sejati dengan Moho Suci
untuk berkehendak ….
Dengan demikian setiap kita mijil seharusnya tahu juga
keinginan Moho Suci , karsanya Urip .
Pahahal Urip itu tidak butuh apa-apa .
Tapi manusia hidup ( wong urip ) perlu Energi dan memenuhi keinginan / Rasa , agar tetap hidup.
Misalnya : kehidupan yang hidup tentram ( yang diartikan sudah tidak
memikir apa-apa semuanya sudah tersedia
)
Karsanya Urip disebut Moho Suci itu yang mana ?
Karsanya Moho Suci , selalu menyatu dengan Rasa
Contoh mengikuti
karsanya Urip : Kalau tidak lapar tidak makan, Kalau tidak haus tidak minum , Kalau
lelah istirahat , Kalau ingin ke toilet segera
dilakukan . dll .
Karsa tersebut kalau dilaksanakan disebut Laku Wicaksana ( mengikuti karsanya Urip )
Karsa tersebut kalau dilaksanakan disebut Laku Wicaksana ( mengikuti karsanya Urip )
Kalau karsanya Budi pakarti /Panca indera ( Kagungan karsa ) bagaimana ?
Kalau karsanya Budi pakarti / Panca indera , harus dilakukan olah dan gerak sesuai apa
yang diperintahkan oleh Panca indra untuk mewujudkan keinginan tersebut .
Sedangkan laku Panca Gaib merupakan dukungan spriritual agar terwujudkan keinginan.
Sedangkan laku Panca Gaib merupakan dukungan spriritual agar terwujudkan keinginan.
Sehingga keinginan atau kagungan karsa dalam mijil ,
dimaksud adalah menyatukan karsa olah gerak dengan dukungan Urip agar dapat
mewujudkan karsanya Budi pakarti / Panca indera .
Ada konsep Gelar
Jagad Anyar , mengartikan bahwa hidup / urip kita tidak lagi diperbudak budi
pakarti lan panca-indera , tetapi hidup
lebih mengikuti karsanya Hidup (
Nyu-sang bawana balik )
“ Untuk direnungkan " ! Rahayu,…