Sabtu, 09 Maret 2013

Guyub Rukun


 Rahayu

Persyaratan Guyub Rukun.

Sebelum menemukan persyarat untuk bisa guyub rukun ,diperlukan pemahaman besama lebih dahulu  apa Guyub rukun ?

“ Guyub rukun iku mlaku lembehan “  ( Guyub rukun ibarat berjalan dengan ayunan tangan )  Berjalan tanpa ayunan tangan berarti tidak Guyub rukun .
Berjalan adalah laku mempunyai tujuan yang hendak dicapai  .
Ayunan tangan adalah  penyeimbang , sehingga dalam berjalan terdapat keselarasan dan kenyamanan  .
Dalam berjalan tangan tidak mempedulikan kemana arah kaki .
Yang dikehendaki adalah agar dalam berjalan terdapat keselarasan , keseimbangan dan kenyamanan.
Sebagai penyeimbang, keselarasan dan kenyamanan , dimaksudkan disini adalah selalu mendukung , tanpa memikirkan tujuan yang hendak dicapai .
Kalau jalan kebetulan naik tangga , maka tangan tidak cukup lebehan saja , tetapi meningkatkan peran nya dengan memegang tangga agar tidak jatuh .

Jadi peran tangan sebagai pendukung tidak memikirkan apa yang terjadi kemudian nanti , yang penting membuat keselarasan, keseimbangan dan kenyamanan dalam berjalan.
Kenyamanan disini  diartikan rasa kebersamaan , kalau kaki lelah tangan ikut merasakan , sebaliknya kalau tangan sakit kakipun ikut merasakan.

Sedang tangan dan kaki berjalan diperintahkan oleh pakarti , tetapi pada dasarnya tetap tangan sebagai penyeimbang jalan nya kaki .

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan persyaratan  Guyub rukun adalah ;

1.     1.  Tidak memikirkan arah tujuan yang hendak dicapai tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada keinginan bersama  asal tujuan nya adalah demi kebaikan.
2.      2. Tujuan yang hendak dicapai disesuaikan , dirumuskan bersama agar terjadi keseimbangan  , keselarasan , dan kenyamanan.
3.      3. Dalam merumuskan tujuan yang hendak dicapai , sebaiknya tidak memaksakan kehendak pendapat / kebenaran  pribadi atau kepentingan pribadi sehingga terjadi kesatuan .
4.      4. Diperlukan kearifan bagi semua untuk mengolah rasanya , mengorbankan kepentingan pribadi masing-masing agar bisa mengambil keputusan yang terbaik.
5.     5.  Keputusan  terbaik atau keinginan bersama menjadi kesatuan yang utuh ( bulat tidak terkotak-kotak ) rante-rinante , dapat diterima  dan dilaksanakan .

Rahayu,..

Bagaimana Putro Romo berbangsa dan bernegara ?




Bagaimana  Putro Romo berbangsa dan bernegara ?

Putro Romo sebagai warga Negara dan bangsa Indonesia , tentunya harus bisa menempatkan sebagai seseorang warga Negara Indonesia  yang taat dan patuh sepenuhnya dengan Pancasila  Undang Dasar 1945 , Peraturan dan Perundang-udangan yang berlaku NKRI , dan Pemerintahan Republik Indonesia .

Wulang wuruk Romo  dipakai sebagai landasan  laku spiritual nya. Yakni  Kunci , Asmo , Mijil , Singkir  dan Paweling  . Ditambah Sabdo , Dawuh dan Pangandikan Romo.  Adalah sebagai landasan laku spiritual yang  mutlak  digunakan sebagai Landasan atau hukum Laku Putro Romo .
Namun demikian dalam  berbangsa dan bernegara , Putro Romo tetap menempatkan Pancasila dan UUD 45 , serta Peraturan Pemerintah  dan Perundangan yang berlaku , dsb lebih tinggi dari landasan atau hukum laku Putro Romo .

Ringkasnya Putro Romo dalam Berbangsa dan Bernegara , harus patuh dan taat dan setia pada perundangan-undangan yang berlaku dan Pemerintah Republik Indonesia .
Sedang Wulang wuruk , laku dawuh dan  Sabdo ,  digunakan hanya untuk dasar laku spiritual saja .
Apabila kemungkinan Pertentangan atau tidak kesesuaian dasar laku Putro Romo  , ( kalau ada ) , maka Putro Romo harus menanggalkan landasan atau hukumm laku  wulang wuruk nya  .

Kesimpulan nya : Wulang-wuruk  , Sabdo , Dawuh , Pangandikan Romo digunakan untuk laku pribadi nya yang disebut Gulung , sedang untuk Gelar nya adalah Peraturan dan Perundangan-undangan yang berlaku di Pemerintahan Republik Indonesia .

Rahayu,..

Sabdo Honocoroko : Sabdo berbunyi :




Rahayu,.
Sabdo  Honocoroko  : Sabdo berbunyi :

“ Rômô mangestôni , putrô-putrô kudu ngakôni Putrô Rômô

Banyak kadhang mengartikan nya pada Sabdo yang tertulis .
Yang di mengartikan Sabdo tersebut adalah : 
Putro Romo harus mengakui Putro Romo .
Kalau sudah menggunakan  sarana Kunci , Asmo , Mijil  , Singkir dan Paweling , maka  seseorang  tersebut harus mengakui Putro Romo , atau tidak malu membuat pernyataan bahwasanya  apa yang dijalankan  itu  adalah Laku Spiritual , Wulang wuruk Romo .       ( tidak malu menunjukan baju yang dipakai )

Mengakui Putro Romo itu bagaimana ?
Secara gelar kenyataanya sangat berat untuk mengakui Putro Romo , kalau tolok ukur dan pembandingnya  Laku Bapak Semono atau  Romo Herucokro .

Tingkah Laku ( tindak tanduk ) Putro Romo disini sudah di Sabdo dengan  “ Sabdô Kitab Suci Sejati Adamaknô “wastanipun iku wujodirô yekti .
Jadi Putro Romo itu diberikan  “ pertada  seperti dalam   “ Kekudhangan Romo “

Pemahaman selanjutnya : Arti “ Ngakôni “ dalam Sabdo Honocoroko , dijelaskan oleh Romo caranya harus mengayomi dan melindungi Putro Romo Sejagad .
diberikan petunjuk selanjutnya untuk melindungi dan mengayomi harus dibuatkan wadah terlebih dahulu . ( Postingan ) : Memperingati : Sabdo Honocoroko ,Cikal bakal (Preambule /Pembukaan )Berdirinya “Paguyuban Penghayat Kapribaden “

Jadi harus ada tindakan nyata dalam hal “ Ngakôni “
1.      Peri laku sehari-hari Putro Romo harus menempatkan seperti  Kitab Suci Sejati Adamakanô wastanipun iku wujudirô jekti  yang juga disebut  “ Kekudhangan Romo “
2.      Mempunyai sikap melindungi dan mengayomi terhadap semua Putro Romo se jagad , tanpa pilih kasih , status kedudukan dalam masyarakat .
3.      Sikap melindungi dan mengayomi bukan kewajiban Putro Romo yang mempunyai kemampuan  Spiritual , Material saja , tetapi  dapat diwujudkan dilingkungan paling terkecil yaitu seorang Bapak , anak dan keluarga .
Rahayu,..



Rahayu,.
Sabdo  Honocoroko  : Sabdo berbunyi :

“ Rômô mangestôni , putrô-putrô kudu ngakôni Putrô Rômô

Banyak kadhang mengartikan nya pada Sabdo yang tertulis .
Yang di mengartikan Sabdo tersebut adalah : 
Putro Romo harus mengakui Putro Romo .
Kalau sudah menggunakan  sarana Kunci , Asmo , Mijil  , Singkir dan Paweling , maka  seseorang  tersebut harus mengakui Putro Romo , atau tidak malu membuat pernyataan bahwasanya  apa yang dijalankan  itu  adalah Laku Spiritual , Wulang wuruk Romo .       ( tidak malu menunjukan baju yang dipakai )

Mengakui Putro Romo itu bagaimana ?
Secara gelar kenyataanya sangat berat untuk mengakui Putro Romo , kalau tolok ukur dan pembandingnya  Laku Bapak Semono atau  Romo Herucokro .

Tingkah Laku ( tindak tanduk ) Putro Romo disini sudah di Sabdo dengan  “ Sabdô Kitab Suci Sejati Adamaknô “wastanipun iku wujodirô yekti .
Jadi Putro Romo itu diberikan  “ pertada  seperti dalam   “ Kekudhangan Romo “

Pemahaman selanjutnya : Arti “ Ngakôni “ dalam Sabdo Honocoroko , dijelaskan oleh Romo caranya harus mengayomi dan melindungi Putro Romo Sejagad .
diberikan petunjuk selanjutnya untuk melindungi dan mengayomi harus dibuatkan wadah terlebih dahulu . ( Postingan ) : Memperingati : Sabdo Honocoroko ,Cikal bakal (Preambule /Pembukaan )Berdirinya “Paguyuban Penghayat Kapribaden “

Jadi harus ada tindakan nyata dalam hal “ Ngakôni “
1.      Peri laku sehari-hari Putro Romo harus menempatkan seperti  Kitab Suci Sejati Adamakanô wastanipun iku wujudirô jekti  yang juga disebut  “ Kekudhangan Romo “
2.      Mempunyai sikap melindungi dan mengayomi terhadap semua Putro Romo se jagad , tanpa pilih kasih , status kedudukan dalam masyarakat .
3.      Sikap melindungi dan mengayomi bukan kewajiban Putro Romo yang mempunyai kemampuan  Spiritual , Material saja , tetapi  dapat diwujudkan dilingkungan paling terkecil yaitu seorang Bapak , anak dan keluarga .
Rahayu,..

Bagaimana Menyatu dengan Tuhan ?


Bagaimana Menyatu dengan Tuhan ?
Dalam laku Panca Gaib dilakukan dengan jalan Mijil.

Pada umunya bisa  diartikan dengan nama / atas nama Tuhan YME

Dalam kenyataanya untuk mengucapkan kata-kata dengan Nama Tuhan YME tersebut sangat lah mudah bagi seorang manusia yang ber ke Tuhan an.

Bagaimana sebenarnya dipandang dari laku Panca Gaib ?
Setiap kehendak / perbuatan Putro Romo harus Mijil .
Tidak semudah   diucapkan  seorang Putro Romo dalam menyatukan  atau  me miji kan dapat dikatakan dengan Nama Tuhan YME atau  Gusti Ingkang Moho Suci.

Ada persyaratan laku yang harus dilalui nya.
Pertama  : Harus membaca Kunci terlebih dahulu  sebanyak 7 X , yang ditujukan kepada 7 lapisan  yang ada di raga kita .
Kedua     : Patrap  , dengan sikap manembah , merasakan keheningan sampai bacaan yang  ke 7.
Ketiga     : Patrap Mijil , yaitu menyatukan Karsanya Budi Pakarti dan Panca Indera dengan dukungan Urip , Moho Suci , Gusti Ingkang Moho Suci .

Dalam mijil  menyatukan kan karsanya budi pakarti dan Panca Indera dengan dukungan  Gusti IMS ( Ingkang Moho Suci ) tidak harus mendapatkan hasil , anugerah , pangestu , petunjuk dll , yang terpenting  adalah ada laku lebih dahulu , ada pemberitahuan , seijin Gusti IMS .

Namun demikian tidak bisa disamakan  dengan sebutan : Segala perbuatan  itu sudah dapat dikatakan dengan nama Gusti IMS.

Dapat disimpulkan : Putro Romo yang Mijil , bukan berarti segala perbuatannya setelah mijil dapat dikatakan atas nama Gusti IMS atau Tuhan YME , tetapi masih dalam tatanan menyatukan  karsa yang diharapkan mendapatkan  restu dan petunjuk .



Ngapu Rasa

 Bagi putro romo itu tidak ada pengampunan . Hukum nya :  Sebab dan Akibat. Tidak ada sepura dari Gusti IMS. Kalau berbuat benar dan baik ak...