Rahayu,.
Sabdo Honocoroko
: Sabdo berbunyi :
“ Rômô
mangestôni ,
putrô-putrô kudu ngakôni Putrô Rômô “
Banyak kadhang
mengartikan nya pada Sabdo yang tertulis .
Yang di mengartikan
Sabdo tersebut adalah :
Putro Romo harus
mengakui Putro Romo .
Kalau sudah
menggunakan sarana Kunci , Asmo ,
Mijil , Singkir dan Paweling , maka seseorang
tersebut harus mengakui Putro Romo , atau tidak malu membuat pernyataan
bahwasanya apa yang dijalankan itu
adalah Laku Spiritual , Wulang wuruk Romo . ( tidak malu menunjukan baju yang
dipakai )
Mengakui Putro Romo
itu bagaimana ?
Secara gelar
kenyataanya sangat berat untuk mengakui Putro Romo , kalau tolok ukur dan
pembandingnya Laku Bapak Semono
atau Romo Herucokro .
Tingkah Laku ( tindak
tanduk ) Putro Romo disini sudah di Sabdo dengan “ Sabdô
Kitab Suci Sejati Adamaknô “wastanipun iku wujodirô yekti .
Jadi Putro Romo itu
diberikan “ pertada “ seperti dalam “ Kekudhangan Romo “
Pemahaman selanjutnya
: Arti “ Ngakôni “ dalam Sabdo Honocoroko , dijelaskan oleh Romo caranya harus
mengayomi dan melindungi Putro Romo Sejagad .
diberikan petunjuk selanjutnya
untuk melindungi dan mengayomi harus dibuatkan wadah terlebih dahulu . ( Postingan
) : Memperingati : Sabdo
Honocoroko ,Cikal bakal (Preambule /Pembukaan )Berdirinya “Paguyuban Penghayat Kapribaden “
Jadi harus ada
tindakan nyata dalam hal “ Ngakôni “
1. Peri laku sehari-hari Putro Romo harus
menempatkan seperti Kitab Suci Sejati Adamakanô
wastanipun iku wujudirô jekti yang juga
disebut “ Kekudhangan Romo “
2. Mempunyai sikap melindungi dan mengayomi
terhadap semua Putro Romo se jagad , tanpa pilih kasih , status kedudukan dalam
masyarakat .
3. Sikap melindungi dan mengayomi bukan kewajiban
Putro Romo yang mempunyai kemampuan
Spiritual , Material saja , tetapi dapat diwujudkan dilingkungan paling terkecil
yaitu seorang Bapak , anak dan keluarga .
Rahayu,..
Rahayu,.
Sabdo Honocoroko
: Sabdo berbunyi :
“ Rômô
mangestôni ,
putrô-putrô kudu ngakôni Putrô Rômô “
Banyak kadhang
mengartikan nya pada Sabdo yang tertulis .
Yang di mengartikan
Sabdo tersebut adalah :
Putro Romo harus
mengakui Putro Romo .
Kalau sudah
menggunakan sarana Kunci , Asmo ,
Mijil , Singkir dan Paweling , maka seseorang
tersebut harus mengakui Putro Romo , atau tidak malu membuat pernyataan
bahwasanya apa yang dijalankan itu
adalah Laku Spiritual , Wulang wuruk Romo . ( tidak malu menunjukan baju yang
dipakai )
Mengakui Putro Romo
itu bagaimana ?
Secara gelar
kenyataanya sangat berat untuk mengakui Putro Romo , kalau tolok ukur dan
pembandingnya Laku Bapak Semono
atau Romo Herucokro .
Tingkah Laku ( tindak
tanduk ) Putro Romo disini sudah di Sabdo dengan “ Sabdô
Kitab Suci Sejati Adamaknô “wastanipun iku wujodirô yekti .
Jadi Putro Romo itu
diberikan “ pertada “ seperti dalam “ Kekudhangan Romo “
Pemahaman selanjutnya
: Arti “ Ngakôni “ dalam Sabdo Honocoroko , dijelaskan oleh Romo caranya harus
mengayomi dan melindungi Putro Romo Sejagad .
diberikan petunjuk selanjutnya
untuk melindungi dan mengayomi harus dibuatkan wadah terlebih dahulu . ( Postingan
) : Memperingati : Sabdo
Honocoroko ,Cikal bakal (Preambule /Pembukaan )Berdirinya “Paguyuban Penghayat Kapribaden “
Jadi harus ada
tindakan nyata dalam hal “ Ngakôni “
1. Peri laku sehari-hari Putro Romo harus
menempatkan seperti Kitab Suci Sejati Adamakanô
wastanipun iku wujudirô jekti yang juga
disebut “ Kekudhangan Romo “
2. Mempunyai sikap melindungi dan mengayomi
terhadap semua Putro Romo se jagad , tanpa pilih kasih , status kedudukan dalam
masyarakat .
3. Sikap melindungi dan mengayomi bukan kewajiban
Putro Romo yang mempunyai kemampuan
Spiritual , Material saja , tetapi dapat diwujudkan dilingkungan paling terkecil
yaitu seorang Bapak , anak dan keluarga .
Rahayu,..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar