Rahayu,.
Bagaimana Putro Romo Mijil ?
Kalau kadhang sepakat
Mijil adalah menyatukan karsanya budi pakarti dan panca indera dengan dukungan
Urip / Gusti Ingkang Moho Suci.
Maka tumindak putro setelah
mijil tetap mengikuti karsanya budi pakarti dan panca indera , tumindak tidak
selalu benar walaupun ada yang berpendapat tinggal mengikuti urip tidak akan
luput . Mengikuti karsanya Urip itu benda dengan mengikuti karsanya orang hidup
/ urip. Menuruti karsanya orang hidup itu bisa disebut tumindak sesuai
kawicaksanan “wong urip /orang hidup ,
bukan karsanya Urip.
Karsanya Urip
/dawuhnya Moho Suci itu bukan hasil olah , pikir budi pakarti dan
panca indera.
Seperti di contohkan
ke toiled , menuju ke toilet dikatakan kawicaksanan wong urip, bukan
kawicaksanan Urip/Moho Suci. Urip tidak
punya ketentuan dalam pelaksanaan karsanya , mau dilaksanakan di tempat mana
Urip tidak mempermasalahkan .
Perbedaan karsanya
Urip dengan urip /pakarti , kawicaksanan
wong urip , pada perolehan nya . Kalau diperoleh dari olah pakarti tentu bukan
dawuhnya Urip.
Rahayu,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar