Rahayu,.
Era “
Pudhak Sinumpet “
Bagian : 2
Dengan keluarnya Sabdo Asmo sangat berpengaruh
terhadap kelangsungan dan pelestarian
Wulang wuruk Romo , “ Laku manunggal
kinatenan sarwa mijil “ , yang disebut Panca Gaib.
Asmo yang telah di Sabdo , dalam bentuk
catatan diberikan kepada Putro Romo /
Sesepuh yang sowan yang
jumlah nya setiap Asmo ratusan itu menjadi tidak boleh diberikan kepada
kadhang yang baru , yang kemudian ( di Tegaskan
Pada Sarasehan Agung IV Paguyuban Penghayat Kapribaden Nomor : TAP.VI
/SA.IV /2007, Tanggal 4 Agustus 2007 ).
Terjadinya
Keputusan tersebut , dalam Sarasehan Agung IV , melalui proses yang
panjang , Mengingat , Menimbang , Memperhatikan ,Memutuskan dan seterusnya ,
tentu berdasarkan Sabdo dan petunjuk dari Romo Herucokro yang telah diterima
putro-putro dalam sarasehan atau dawuh yang diterima sebelumnya . Namun sayang
saya tidak mencatat tanggal dikeluarkan
Sabdo Asmo tersebut ( coba bantu saya kadhang yang mengetahui tanggal nya )
Yang jelas kurun waktu nya agak lama dengan
kapundutnya Romo Sowan ke Gusti Ingkang Moho Suci . Sempat juga banyak Sesepuh
, yang minta Asmo dihadapan Romo Tidak
diberikan Asmo baru lagi , tetapi Asmonya
Asmo yang sudah disabda .
Yang menjadi catatan Abdi Kekadhangan ,
diantaranya , Asmo catatan yang sudah tidak dikeparengake tersebut ternyata
tidak mahani atau tidak ada gaib nya bila diberikan kadhang baru , lakunya jadi tidak sama , tidak bisa gelar dan gulung ( Introspeksi, komunikasi dengan Guru Jatinya : Atur kd.Retno L )
tidak bisa sambung-rasa dengan sesama kadhang Putro Romo. Arti sambung-rasa
belum tentu pendapatnya harus sama ,
beda pendapat pun masih bisa sambung-rasanya .
Keadaan seperti ini hanya dapat dirasakan oleh
Putro Romo , yang sudah benar dalam mendapatkan
Asmo dan telah dimijilkan dengan sempurna.
Rahayu,.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar